UJI EFEKTIFITAS PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya) TERHADAP JUMLAH SEL OSTEOKLAS TULANG ALVEOLAR TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI Porphyromonas gingivalis
Abstract
Tanaman papaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang mudah
dijumpai di Indonesia. Pepaya mengandung banyak zat aktif salah satunya flavonoid.
Aktivitas farmakologi dari flavonoid adalah sebagai antiradang, antibakteri,
analgesik, dan antioksidan. Salah satu mekanisme flavonoid sebagai antiradang yaitu
menghambat pelepasan asam arakhidonat. Sifat antibakteri dan antiradang ini dapat
kita manfaatkan untuk alternatif pengobatan penyakit-penyakit di bidang Kedokteran
Gigi, salah satunya penyakit periodontal. Penyakit periodontal merupakan suatu
penyakit infeksi yang disebabkan karena bakteri yang terdapat pada plak gigi.
Lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel P.gingivalis merupakan salah satu
produk toksik yang mengakibatkan sel host terangsang untuk memproduksi mediator
keradangan yang menyebabkan respon keradangan pada jaringan. Radang merupakan
respons pertahanan dari tubuh, tetapi radang juga bisa merugikan bila terjadi secara
berlebihan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan
rancangan penelitian the post test only control group design. Sampel yang digunakan
pada penelitian ini sebanyak 20 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 5
kelompok dengan 4 sampel pada masing-masing kelompok. Kelompok KN
merupakan kelompok kontrol normal yang tidak diberi perlakuan. Kelompok K(-)
merupakan kelompok kontrol negatif yang diberi wire ligature pada gigi molar
rahang bawah kiri dan induksi P.gingivalis sebanyak 0,02 ml 3 kali seminggu selama
viii
3 minggu pada bukal gigi molar rahang bawah kiri. Kelompok P1, P2 dan P3
merupakan kelompok perlakuan yang mendapat perlakuan sama dengan kelompok
K(-), kemudian diberi ekstrak daun pepaya muda 25%, 50% dan 75% sebanyak 0,05
ml secara intragastrik sehari sekali selama 6 hari. Sampel dikorbankan pada hari ke
28 secara bersama-sama dan dilanjutkan pengambilan jaringan, pembuatan preparat
dan pengecatan HE serta penghitungan sel osteoklas. Data yang diperoleh dilakukan
uji Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas, uji Levene untuk menguji
homogenitas, uji One-Way Anova untuk mengetahui perbedaan pada semua
kelompok dilanjutkan uji LSD untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.
Pada kelompok KN dengan kelompok K(-) terdapat perbedaan signifikan.
Pada kelompok P3 dengan kelompok K(-) terdapat perbedaan signifikan. Hal ini
membuktikan bahwa ekstrak daun pepaya yang mengandung zat aktif seperti
flavonoid melalui penghambatan metabolisme asam arakidonat dan papain yang
menguraikan ikatan protein asam amino menjadi arginin mampu menurunkan jumlah
sel osteoklas. Pada kelompok P1 maupun P2 tidak menunjukan adanya perbedaan
yang signifikan dengan kelompok K(-). Pemberian ekstrak daun pepaya pada
konsentrasi 25% maupun 50% kurang efektif untuk menurunkan jumlah osteoklas
dibandingkan dengan konsentrasi 75%, mungkin pada konsentrasi tersebut hanya
memiliki sedikit kandungan zat aktif sehingga efek mekanismenya kurang optimal.
Akan tetapi, mekanisme dan komposisi bahan aktif dalam ekstrak yang kemungkinan
mampu menurunkan jumlah osteoklas tentang cara ekstrak daun pepaya menurunkan
jumlah osteoklas secara pasti belum diketahui.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2086]