Menentukan Kedalaman “Bedrock” dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi (Studi Kasus di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember)
Abstract
Metode seismik refraksi adalah salah satu metode seismik yang
menggunakan metode penjalaran gelombang mekanik atau elastis terhadap
medium bumi yang bersifat homogen isotropis. Seismik refraksi efektif digunakan
untuk penentuan struktur geologi yang dangkal sehingga metode inilah yang
efektif digunakan untuk mengetahui nilai kedalaman lapisan relatif kedap air
(bedrock) sebagai salah satu parameter kelongsoran suatu daerah.
Salah satu daerah rawan longsor di Kabupaten Jember berada di Desa
Kemuning Lor Kecamatan Arjasa. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi
kedalaman lapisan bedrock dengan menggunakan metode seismik refraksi sebagai
penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi kelongsoran pada salah satu lokasi
rawan longsor di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember.
Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 14-15 April 2007 dengan cara
end-on (common shot) dimana source yang digunakan adalah weightdrop seberat
50 kilogram, dijatuhkan pada ketinggian 1 meter di atas permukaan tanah untuk
jarak geophone terjauh dari source (far offset) sejauh 32 meter. Jarak spasi antar
geophone sebesar 2 meter dimana lintasan yang diambil adalah lintasan horisontal
dan lintasan vertikal.
Lintasan horisontal yang diambil dari lokasi penelitian berada di sepanjang
jalan setapak antara jalan sampai tepi jurang dengan jarak 90 meter. Sedangkan
lintasan vertikal yang dipakai adalah berada di sekitar tepi jurang. Karena akuisisi
data yang dilakukan pada dua lintasan tersebut bolak-balik maka hasilnya
diperoleh empat jenis lintasan. Setelah dilakukan akuisisi dan interpretasi data
ix
x
maka diperoleh hasil dari keempat lintasan adalah medium tiga lapis horisontal,
dimana nilai kecepatan pada masing-masing lintasan adalah kecepatan lapisan
pertama yaitu antara 168,9 m/s sampai 198,8 m/s, lapisan kedua mempunyai
kecepatan yang berkisar 425,1 m/s sampai 511,7 m/s dan lapisan ketiga
mempunyai nilai kecepatan antara 909,1 m/s sampai 972,2 m/s. Nilai kecepatan
antar lapisan di bawah permukaan tanah mempunyai kemampuan perambatan
yang berbeda pada tiap lapisannya sehingga besarnya kecepatan tiap lapisannya
menjadi berbeda pula.
Setelah proses perhitungan, maka didapatkan nilai kedalaman bedrock.
Pada kedalaman lapisan bedrock pertama mempunyai nilai 3,03 m sampai 6,76 m.
Sedangkan untuk lapisan bedrock kedua mempunyai kedalaman sebesar 4,37 m
sampai 9,93 m. Hasil yang mempunyai ketidakseksamaan yaitu pada lintasan
horisontal 2. Hal tersebut mengakibatkan kemiringan lapisan pertama pada
lintasan horisontal.
Jadi hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian ini
merupakan daerah bertopografi miring dengan kemiringan lapisan bedrock
menuju jurang sehingga potensi pergerakan tanah (moving soil) menuju jurang
sangat memungkinkan dapat terjadi.