Hubungan Tingkat Pendidikan Formal, Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Dengan Pemberiannya Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Lenteng Kabupaten Sumenep
Abstract
Pemberian makanan pendamping sangat diperlukan bagi bayi setelah usia 6
bulan untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi sehingga dapat
mempertahankan kondisi tubuh sekaligus meningkatkan status gizinya. Namun,
banyak orang tua yang tidak mengerti sehingga memberikan makanan pendamping
secara dini pada bayinya, apalagi mereka menganggap bayinya dapat gemuk sehingga
kelihatan sehat. Padahal, pemberian makanan pendamping sebelum berusia 6 bulan
akan mengakibatkan bayi merasa kenyang dan banyak tidur. Begitu juga kebutuhan
ASI semakin hari akan semakin berkurang, akibatnya produksi ASI juga berkurang
dan dampaknya zat-zat gizi yang seharusnya didapatkan oleh bayi akan berkurang
juga, yang pada akhirnya dapat menurunkan konsumsi ASI dan menyebabkan
sebagian bayi mengalami obesitas. Menurut Laporan Tahunan Puskesmas tahun 2005
di wilayah kerja Puskesmas Lenteng, dari sejumlah 575 ibu menyusui didapatkan
data 70% dari jumlah ibu tersebut memberikan MP-ASI secara dini. Adanya data
tersebut menunjukkan bahwa sangat diperlukan penanganan yang serius melalui
penyuluhan kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif pada bayi sampai
usia 6 bulan dan bahaya-bahaya pemberian MP-ASI secara dini.
Penulis melakukan penelitian mengenai pendidikan formal, pengetahuan, dan
sikap ibu dikaitkan dengan pemberian MP-ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan,
karena hal ini dapat menyebabkan banyak terjadi infeksi pada bayinya terutama
infeksi saluran pencernaan (diare). Apalagi hal ini merupakan kebiasaan di kampung-
viii
kampung untuk memberikan MP-ASI pada bulan pertama setelah bayi dilahirkan,
berupa nasi atau pisang yang dikunyah terlebih dahulu oleh ibunya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan
formal, pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan pendamping ASI dengan
pemberiannya pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Lenteng Kabupaten Sumenep.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai masukan bagi
Petugas Puskesmas sehingga dapat menindaklanjuti hasil penelitian ini untuk
memberikan penjelasan dan dukungan pada ibu menyusui untuk lebih mengutamakan
pemberian ASI pada bayinya sampai usia 6 bulan.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain
retrospektif, yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lenteng Kabupaten
Sumenep pada bulan Agustus-September 2006. Sampel penelitian ini adalah Ibu-ibu
yang mempunyai bayi usia 7-24 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Lenteng. Besar sampel yang diteliti sebanyak 85 responden dengan menggunakan
teknik simple random sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan
menggunakan analisis Chi-Square dengan
α<0,05. Pengolahan data menggunakan
program Statistical Package for the Social Sciences 11,5 (SPSS 11,5).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Ibu yaitu sebesar 30,6%
memiliki tingkat pendidikan SD, sebagian besar keluarga yaitu sebesar 50,6%
memiliki tingkat pengetahuan sedang, sebagian besar keluarga yaitu sebesar 71,8%
memiliki sikap positif terhadap pemberian MP-ASI dini dan sebagian besar Ibu yaitu
sebesar 70,6% memiliki tindakan pemberian MP-ASI dini sedang. Dari hasil analisis
uji statistik menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal, pengetahuan dan sikap
Ibu tentang MP-ASI mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemberiannya
pada bayi usia 0-6 bulan (
α<0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang nyata antara
tingkat pendidikan formal, pengetahuan dan sikap Ibu tentang MP-ASI dengan
pemberiannya pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lenteng
Kabupaten Sumenep.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]