dc.description.abstract | Obesitas didefinisikan sebagai keadaan patologis sebagai akibat akumulasi
lemak berlebihan dalam tubuh dengan peningkatan berat badan melebihi batas
kebutuhan skeletal dan fisik. Obesitas merupakan masalah yang muncul pada
beberapa dekade terakhir. WHO menggambarkan bahwa 400 juta orang dewasa di
dunia mengalami obesitas dan memperkirakan pada tahun 2015 nanti akan meningkat
sampai 700 juta orang
Menurunnya massa tubuh dan meningkatnya lemak tubuh menimbulkan
kecenderungan penurunan aksi insulin pada jaringan sasaran. Reaksi inflamasi
berperan dalam menimbulkan resistensi insulin pada kejadian obesitas. Resistensi
insulin tersebut disebabkan oleh berkurangnya sensitifitas Insulin Receptor Substrate
pada jaringan target. Resistensi insulin ini menimbulkan penurunan aksi insulin
sehingga berakibat glukosa sulit memasuki sel. Hal ini menimbulkan peningkatan
kadar glukosa dalam darah. Peningkatan kadar gula darah disertai dengan penurunan
aksi insulin ini akan mencetuskan gangguan metabolisme berupa diabetes melitus
(DM). Pada awalnya resistensi insulin belum menyebabkan diabetes klinis, dimana
sel β pankreas masih dapat mengkompensasi, sehingga terjadi hiperinsulinemia
dengan kadar glukosa darah masih normal atau sedikit meningkat. Kemudian bila
sudah terjadi kelelahan sel β pankreas, baru timbul DM klinis yang ditandai dengan
kadar gula darah yang meningkat.
ix
Banyaknya resistensi yang muncul masalah baru bagi dunia kesehatan. Terdapat
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) akibat
sindroma metabolik khususnya resistensi insulin serta peningkatan biaya akibat terapi
yang gagal. Dengan adanya keanekaragaman tanaman yang memiliki daya
antihiperlipidemi diharapkan menjadi solusi baru dalam terapi resistensi insulin.
Salah satu jenis tanaman tradisional yang dikembangkan pemanfaatannya sebagai
obat adalah ekstrak buah pare (Momordica charantia).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah
pare terhadap peningkatan densitas Insulin Receptor Substrate-1 serta bagaimana
perbedaan perbedaan pemberian dosis ekstrak pare terhadap paningkatan IRS-1 .
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control Grup Design.
Sampel yang digunakan adalah 25 tikus Wistar jantan berumur 8-12 minggu dengan
rerata berat 120 gram yang dibagi dalam lima kelompok perlakuan, masing-masing
kelompok terdiri atas 5 ekor tikus wistar. Semua tikus kelompok P1, P2 dan P3 diberi
ekstrak pare (Momordica charantia) sesuai dosis masing-masing yaitu P1 ekstrak
pare 250 mg/kgbb peroral, P2 ekstrak pare 500 mg/kgbb peroral, P3 ekstrak pare
1000 mg/kgbb peroral, ditambah 12 ml air, diaduk dan diberikan dengan cara sonde.
Semua tikus kelompok K+, P1, P2 dan P3 diberi diet aterogenik dengan komposisi
PPARS 65%, kolesterol 2%,minyak babi 8%,asam kolat 1%,dan tepung terigu 24%.
Sedangkan pada tikus kelompok K- hanya diberi PPARS saja dimana kelompok ini
digunakan sebagai kontrol penelitian. Data densitas IRS-1 didapatkan melalui
pemeriksaan immunofluorescence aorta tikus yang telah difiksasi dengan larutan
tertentu. Densitas IRS-1 dinyatakan melalui panjang gelombangnya dalam satuan
mikrometer. Data dianalisis menggunakan One Way Anova (p<0,05) dilanjutkan
dengan uji Tukey untuk mengetahui perbedaan antar variabel pada masing-masing
perlakuan. | en_US |