dc.description.abstract | eterampilan berbicara di SD merupakan inti dari proses pembelajaran bahasa
di sekolah, karena dengan pembelajaran berbicara siswa dapat berkomunikasi di
dalam maupun di luar kelas sesuai dengan perkembangan jiwanya. Dari hasil
observasi di kelas pembelajaran berbicara di sekolah khususnya di kelas V SDN
Sumber Tengah 01 Bondowoso keterampilan siswa dalam berbicara masih rendah.
Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil observasi awal di kelas.
Rendahnya kemampuan berbicara bahasa Indonesia siswa kelas V SDN
Sumber Tengah 01 Bondowoso dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Rendahnya penguasaan kosakata bahasa Indonesia yang dimiliki; Kebiasaan
menggunakan bahasa Ibu
teknik ceramah tidak akan mampu menerampilkan siswa dalam berbicara, tetapi
hanya sekadar menghasilkan penguasaan pengetahuan; Sikap dan minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran berbicara rendah; Pada umumnya siswa merasa takut dan
malu saat ditugasi untuk tampil berbicara di depan teman-temannya.
Untuk mengatasi masalah tersebut untuk menumbuhkan keterampilan berbicara
siswa didalam proses belajar mengajar hendaknya menggunakan keterampilan
berbicara secara informal atau dialog menggunakan bahasa Indonesia. Dengan
keterampilan berbicara secara informal atau dialog ini siswa dirangsang dan
dimotivasi untuk membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu
viii
diperlukan adanya metode yang dapat membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk
meningkatkan keterampilan dialognya yaitu dengan metode bermain peran.
Adapun pemilihan metode ini selain diharapkan siswa dapat menghayati dan
berperan dalam figur khayalan atau figur sesungguhnya dalam situasi tertentu yang
telah dikondisikan dan mengekspresikan gagasan, pikiran, atau perasaan kepada
orang lain dalam bentuk kata-kata menggunakan bahasa Indonesia dengan lafal,
intonasi dan ekspresi yang tepat juga karena pada dasarnya aktifitas yang dilakukan
anak-anak setiap harinya adalah bermain, baik di sekolah maupun di lingkungan
rumah
Penelitian ini akan menerapkan metode bermain peran dalam bentuk
penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sumber
Tengah 01 Bondowoso Tahun Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 14 siswa.
Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan Dokumentasi.
Data yang dikumpulkan berupa analisis keterampilan berdialog dengan menggunakan
metode bermain peran siklus I dan siklus II serta hasil wawancara terhadap guru dan
siswa setelah pelaksanaan penelitian.
Pada siklus I, hasil analisis keterampilan berdialog dengan metode bermain
peran hanya terdapat 57 %
– anak yang sudah dikenal oleh siswa. Selain itu untuk menumbuhkan rasa
kepercayaan diri siswa anggota kelompok yang semula pada siklus I berjumlah 2
orang menjadi 3 atau 4 orang. Sehingga hasil tes berdialog siswa mengalami
perkembangan pesat, terdapat hampir seluruh siswa kelas V yang sudah mendapatkan
nilai tuntas, yaitu terdapat 85,7 %
Peningkatan hasil tes pembelajaran berbicara khususnya berdialog pada siswa
kelas V SDN Sumber Tengah 01 Bondowoso dengan metode bermain peran dari
siklus I ke silus II meningkat sebesar 42, 7%. Berdasarkan hal tersebut metode
ix
bermain peran dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran untuk meningkatkan
keterampilan dialog siswa.
Bagi guru seharusnya menggunakan metode yang tepat, kreatif dan lebih inovatif
dalam pembelajarannya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satunya
adalah menggunakan metode bermain peran dalam keterampilan berdialog atau
bercakap cakap dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Untuk itu saran yang dapat diberikan setelah penelitian, yaitu siswa hendaknya
selalu berusaha dan membisakan diri serta belajar untuk berbicara bahasa Indonesia
dimanapun siswa tersebut berada, guru dapat terrmotivasi untuk menggunakan
metode yang lebih inovativ dan tepat, sekolah hendaknya memberiakan fasilitas yang
mendukung kegiatan belajar berupa penggunaan metode pembelajaran yang tepat
untuk digunakan guru dalam setiap mata pelajaran, serta untuk peneliti lebih
termotivasi lagi untuk menggunakan metode yang tepat dalam setiap
pembelajarannya ketika sudah terjun langsung nantinya. | en_US |