MEMAHAMI DUNIA LELONO ALAS PURWO BANYUWANGI UNDERSTANDING LELONO’S WORLD ALAS PURWO BANYUWANGI
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai, memahami,
mendeskripsikan, serta menganalisa fenomena Lelono di Alas Purwo dengan
menggunakan konsep Proses Rasinalisasi Max Weber. Memahami dapat diartikan
sebagai sikap peneliti yang mencoba untuk menafsirkan proses serta niat dari
tindakan atau sikap lelono itu berasal. Hal ini disebabkan dalam konteks
penelitian ini tidak adanya pemahaman mengenai diri lelono sehingga lelono
ditafsirkan dengan berbagai hal.
Penelitian ini menggunakan instrumen analisis Verstehen. Peneliti
menggunakan analisi tersebut karena ingin memahami dan menjelaskan
keterkaitan perilaku lelono. Pada titik ini kemudian peneliti berangkat dengan tipe
ideal, tipe ideal dalam kerangka berpikir Weberian digunakan untuk
menghubungkan antara subyek peneliti dengan subyek penelitiannya, sehingga
apa yang dipahami oleh peneliti dengan subyek penelitiannya dapat dipahami.
Hasil penelitian ini berupa proses-proses yang dilakukan oleh lelono serta
situasi-situasi dalam mencari asal-usulnya yang dapat dipahami peneliti dengan
menggunakan konsep Proses Rasionalisasi. Mengenai dunia dan Agama Lelono,
dapat dipahami dengan proses Rasionalisasi pada tahap yaitu pengklarifikasian,
pengspesifikasian, dan pensistematisasian ide-ide secara intelektual. Ide-ide
dibangkitkan oleh apa yang disebut weber makna-makna teleologis konsep
manusia tentang dirinya dan tempatnya di semesta, yaitu konsep-konsep yang
melegitimasi orientasi manusia di dalam dan terhadap dunia, dan yang memberi
makna untuk berbagai tujuan manusia.
Pada tahap Asketisme sebuah Interpretasi Lelono, Rasionalisasi dapat
dipahami kedalam proses yang kedua dimana rasionalisasi mencakup kontrol
normatif atau sanksi. Ini terjadi karena acuan teleologis ide-ide yang menyiratkan
tindakan-tindakan manusia diorientasikan ke tujuan tertentu. Artinya, muncul
sebuah fokus kepada ‘cara’, seperti apa yang dilakukan oleh salah satu lelono,
seperti ketika ia melakukan puasa, nyepi, dan berusaha menjahui nafsu
keduniawian. Dalam hal puasa misalnya, cara ini dipandang sebagai upaya serta
fungsi kontrol untuk fokus pada tujuannya.
Lelono sebagai sosok kosmos dan kontradiktif dipahami sebagai sosok yang
mencoba untuk menyetukan antara mikrokosmos/jagad cilik yaitu eksistensi akan
dirinya sebagai manusia dan makrokosmos/jagad gedhe yaitu eksistensi dirinya
dalam hubungannya dengan alam semesta. Dengan demikian, apa yang tampak
pada dirinya sangat kontradiktif atau berbeda dari yang normal dalam masyarakat.
pada tataran proses Rasionalisasi, hal ini termasuk kedalam proses yang ketiga,
rasionalisasi mengandung konsep ‘komitmen motivasi’. Komitmen dapat
dipahami sebagai keterikatan yang selalu ada keterhubungan dalam
memperjuangkan apa yang menjadi motivasinya, motivasi yang mendorong
kepada tujuannya. Ide-ide yang ditelusuri menyiratkan bukan hanya pola-pola
sosial atau lebih kepada perilaku yaitu cara lelono memaknai dirinya sebagai
manusia/mikrokosmos, tapi juga jenis dan tingkat komitmen motivasi yang
dibutuhkan untuk mengimplementasikan pola-pola tersebut.