HUBUNGAN NILAI APGAR DAN MORTALITAS NEONATUS DI RSUD DR SOEBANDI JEMBER TAHUN 2003-2004
Abstract
Nilai Apgar merupakan metode yang obyektif dan cepat untuk menilai kondisi
bayi baru lahir, berguna untuk memberikan informasi mengenai keadaan bayi secara
menyeluruh, dan untuk mengevaluasi keberhasilan tindakan resusitasi. Nilai Apgar
terdiri dari 5 komponen yaitu denyut jantung, pernapasan, tonus otot, refleks rangsangan
dan warna kulit.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara nilai Apgar dengan mortalitas neonatus di RSUD Dr Soebandi Jember
tahun 2003-2004. Penelitian ini dilakukan di Ruang Rekam Medik RSUD Dr Soebandi
pada bulan Juli sampai Agustus 2005. Bahan penelitian yang digunakan adalah rekam
medis yang berasal dari Ruang Perinatologi periode April 2003 sampai April 2004.
Pengambilan sampel dengan cara total sampling dengan kriteria nilai Apgar tercatat
dan umur bayi kurang dari 28 hari. Didapatkan sampel sebanyak 781 rekam medis.
Analisis yang digunakan adalah korelasi koefisien kontingensi dari program SPSS 11.0
for Windows.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tingginya angka kematian yang
terjadi pada neonatus dengan nilai Apgar 0-3, dan menurun pada nilai Apgar 4-10. Hal
ini dapat dilihat dari jumlah kematian terbanyak terjadi pada kelompok neonatus dengan
nilai Apgar 1, yaitu sebesar 94,1 %, dan semakin menurun sampai pada nilai Apgar 10
yang kematiannya 0 %. Diagnosis kematian terbanyak adalah asfiksia dengan
persentase 67,8 %. Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan antara nilai
Apgar dengan mortalitas neonatus dengan tingkat korelasi sebesar 0,483.Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan ini adalah
terdapat hubungan antara nilai Apgar dengan mortalitas neonatus di RSUD Dr Soebandi
Jember tahun 2003- 2004.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]