MOTIVASI WARGA TEMPUREJO MENJADI PEMULUNG (Study Kasus Pada tiga orang pemulung di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi warga Desa Tempurejo
yang menjadi pemulung. Dari penelitian tentang motivasi ini dapat dipahami tentang
beberapa hal yang ternyata dapat mendorong atau memicu munculnya para pemulung
yang ada di daerah pedesaan, khususnya untuk daerah yang tidak memiliki lokasi
tempat pembauangan akhir (TPA). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tempurejo,
Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, dan untuk melihat
sebuah makna di balik fakta tentang dinamika sosial yang berkembang di masyarakat
yang juga mengisyaratkan terjadinya suatu dorongan atau motivasi dalam diri warga
Desa Tempurejo untuk menjadi pemulung. Maka peneliti mencoba
mendeskripsikannya dengan cara memanfaatkan tehnik puposif sample dengan
menjadikan 3 orang informan pokok sebagai aset sumber data utama yang didukung
pula oleh 3 orang informan tambahan yang digunakan sebagai pengecekan ulang
keabsahan data yang telah didapatkan dari informan pokok.
Perolehan data pokok diambil dengan cara in depth interview menggunakan
pedoman wawancara (guide interview). Sementara untuk mendukung keabsahan data
primer yang telah didapatkan di lapangan, serta untuk mempermudah dalam
menganalisa data menggunakan metode deskriptif kulitatif. Maka peneliti juga
menggunakan metode observasi lapangan secara langsung, study pustaka pada hasil
penelitian terdahulu (kajian terhadap arsip desa seperti profil desa) dan juga
memanfaatkan beberapa data skunder dari informan tambahan sebagai alat cros cek
ulang semua data pokok yang telah diperoleh. Data-data pokok akhirnya diperiksa
dengan menggunakan tehnik triangulasi agar menghasilkan sebuah kesimpulan
deskriptif kualitatif yang valid.
Hasil yang telah diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa karakteristik
umum informan pokok yang termotivasi untuk menjadi seorang pemulung memiliki
tingkat kemampuan individu dan keterampilan terbatas, serta tidak memiliki keahlian
khusus tertentu di bidang pekerjaan. Melalui hasil penggalian data tentang motivasi
yang menitik beratkan pada tiga komponen yang saling berkaitan yang diantaranya
adalah kondisi atau keadaan, jenis kegiatan atau perilaku dan tujuan menjadi
pemulung ternyata sudah cukup untuk menggambarkan bahwa pada tiga dimensi
pemicu inilah letak potensi motifasi menjadi pemulung itu ada pada warga yang
tinggal di sebuah desa, walaupun di lokasi atau di desa ini tidak terdapat TPA sama
sekali.
Adapun beberapa hal yang telah berhasil peneliti deskripsikan untuk
menggambarkan beberapa hal yang melatar belakangi informan untuk menjalani
hidup sebagai seorang pemulung diantaranya adalah ; (a) adanya pengaruh kondisi
pribadi dengan latar belakang pendidikan informan yang rendah serta terbatasnya
kemampuan dalam bidang pekerjaan. (b) adanya pengaruh atau dukungan aktif dari
kondisi sosial berupa hubungan (interaksi) yang saling mempengaruhi antara
masyarakat sekitar dan informan, dukungan mental dan interaksi dari pihak keluarga
informan, serta dukungan partisipasi masyarakat secara umum dalam bentuk
pengumpulan barang bekas untuk di jual kepeda informan. (c) adanya pengaruh
lingkungan daerah yang memicu informan dalam bentuk terdapatnya beberapa tempat
yang produktif dalam menghasilkan barang bekas walaupun tidak dalam wujud TPA.
(c) adanya pengaruh dari latar belakang kondisi perekonomian informan yang miskin
akibat tidak tetapnya, atau tidak menjanjikannya pekerjaan yang ditekuni dulu
sebelum menjadi pemulung.