EFEKTIVITAS EKSTRAK TEPUNG KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP PENINGKATAN RESPON IMUN TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) MODEL KWASHIORKOR
Abstract
Kwashiorkor menyebabkan disfungsi pada berbagai sistem organ. Disfungsi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti terganggunya sintesis protein, kemampuan
proliferasi sel, dan peran nutrisi melalui jalur metaboliknya. Jaringan limfoid sebagai
organ penting pada sistem imun sangat rentan terhadap dampak buruk malnutrisi
terutama kwashiorkor.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak tepung kedelai
dapat meningkatkan respon imun pada tikus model kwashiorkor. Pada penelitian ini
efek ekstrak tepung kedelai dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kemudian
diteliti apakah terdapat perbedaan efek ekstrak tepung kedelai dari ketiga respon
imun yaitu aktivitas limfosit T, aktivitas makrofag, dan kadar IgG serum.
Penelitian ini menggunakan 25 sampel tikus wistar (Rattus norvegicus) jantan
yang dibagi dalam 5 kelompok. Pada kelompok kontrol negatif, K(-) diberikan diet
normal selama 60 hari dan pada akhir penelitian disuntikkan antigen secara
intraperitoneal, K(+) diberikan diet normal selama 30 hari pertama dan diberikan
ekstrak tepung kedelai selama 30 hari berikutnya kemudian disuntikkan antigen
secara intraperitoneal pada akhir penelitian, sedangkan pada kelompok perlakuan
(P1, P2, dan P3) diberi diet rendah protein masing-masing diet protein 1%, 5%, dan
8% selama 30 hari, kemudian diberikan ekstrak tepung kedelai 30 hari berikutnya
dan pada akhir penelitian disuntikkan antigen secara intraperitoneal. Setelah
disuntikkan antigen, makrofag dan limfosit diambil dari cairan intraperitoneal dan
diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran obyektif 100 kali sedangkan kadar
IgG diperiksa dengan metode ELISA. Data hasil penelitian dianalisis dengan
menggunakan uji One Way ANOVA dengan derajat kemakanaan 95%, dilanjutkan
dengan uji Least Significance Difference (LSD).
viii
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan statistik yang bermakna pada
jumlah makrofag dan jumlah limfosit T. Jumlah makrofag aktif dan limfosit T
teraktivasi meningkat pada kelompok P2 dan P3 dibandingkan dengan kelompok K(-
). Namun, pada kadar IgG serum tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak tepung kedelai lebih
mempengaruhi respon imun seluler daripada respon imun humoral.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]