PENGARUH PEMBERIAN FASE NON POLAR TOMAT (Lycopersicum esculentum) TERHADAP KADAR BILIRUBIN DIRECT DAN INDIRECT TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
Abstract
Banyak obat yang bersifat larut dalam lemak dan tidak mudah diekskresikan
oleh ginjal. Obat tersebut kemudian akan diubah menjadi lebih polar oleh hati.
Dengan faal tersebut sangat dimungkin hati mengalami kerusakan oleh obat. Salah
satu obat yang dapat merusak hati adalah parasetamol. 5 sampai 10% parasetamol
dioksidasi oleh sistem sitokrom p-450 menjadi metabolit reaktif N-asetil-pbenzokuinonimia
(NAPQI). NAPQI merupakan radikal bebas yang dapat berikatan
dengan protein sel hati dan menyebabkan nekrosis. Kelebihan NAPQI dalam tubuh
dapat dinetralisir menggunakan antioksidan. Salah satu sumber antioksidan adalah
tomat. Pada penelitian ini kandungan dalam fase non polar tomat yang diduga dapat
bertindak sebagai antioksidan adalah likopen dan golongan karoten lainnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efek proteksi fase non polar tomat
(Lycopersicum esculentum) terhadap peningkatan kadar bilirubin direct dan bilirubin
indirect tikus pada pemberian parasetamol dosis toksik.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Kontrol Group
Design. Sebanyak 50 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 10 kelompok. 3
kelompok kontrol (kelompok kontol positif, kelompok kontrol negatif dan kelompok
kontrol normal) dan 7 kelompok perlakuan. Hasil kadar bilirubin direct dan bilirubin
indirect dianalisis dengan uji regresi kuadratik dan uji Kruskall Wallis
Pada uji regresi kuadratik antara kelompok perlakuan yaitu kelompok
pelakuan P1, P2, P3, P4, P5 dan P7 dengan kadar bilirubin direct didapatkan nilai r
2
sebesar 0.935 yang menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara kadar bilirubin
direct dan dosis. Pada hasil uji regresi linear kelompok perlakuan dengan kadar
bilirubin indirect didapatkan nilai r
ix
2
sebesar 0,422 yang menunjukkan bahwa dosis
hanya berpengaruh sebesar 42,2% pada kadar bilirubin indirect sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain.
Kelompok perlakuan dengan dosis 0,25 mg/kgBB dan 0,5 mg/kgBB dapat
menurunkan kadar bilirubin direct yang telah diinduksi parasetamol dosis toksik.
Kadar bilirubin direct pada kelompok kontrol negatif (parasetamol), kelompok dosis
0,25 mg/kgBB dan 0,5 mg/kgBB masing-masing adalah 0,35mg/dl 0,22mg/dl dan
0,32mg/dl. Hasil pengukuran pada kadar bilirubin indirect yang mampu menurunkan
efek toksik parasetamol terlihat pada dosis 0,25 mg/kgBB; 0,5 mg/kgBB dan
1mg/KgBB masing-masing sebesar 0,16mg/dl; 0,22mg/dl dan 0,32mg/dl.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan pemberian
ekstrak tomat dosis 0,25 mg/kgBB dan 0,5 mg/KgBB memiliki efek hepatoprotektor
dengan cara menurunkan kadar bilirubin direct dan bilirubin indirect tikus yang
diinduksi parasetamol dosis toksik. Pada dosis yang lebih tinggi yaitu dosis
1mg/kgBB, 2mg/kgBB, 4mg/kgBB, 8mg/kgBB dan 16mg/kgBB kadar bilirubin
serumnya naik turun tidak beraturan. Dosis yang tinggi menyebabkan kadar likopen
dan β-karoten dalam sediaan juga tinggi dan menyebabkan sediaan semula berfungsi
sebagai antioksidan akan berubah menjadi prooksidan.