STUDI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG BERKUNJUNG DI POLI PENYAKIT DALAM RSD DR SOEBANDI JEMBER
Abstract
Penyakit Diabetes Melitus merupakan penyakit yang belum bisa
disembuhkan dengan kompikasi yang sangat luas sehingga menjadi masalah yang
besar. Komplikasi bisa akut dan kronis yang disebabkan tingginya gula darah
maupun rendahnya gula darah. Komplikasi akut berupa koma hipoglikemi, koma
ketoasidosis, dan koma hiperosmoler non ketotik yang bisa berakibat fatal dalam
waktu singkat. Komplikasi kronis bisa menyerang hampir semua organ vital
dengan kecacatan yang menetap.Puasa adalah situasi yang kurang menguntungkan
bagi penderita Diabetes mellitus karena bisa terjadi hiperglikemi saat berbuka dan
terjadi hipoglikemi menjelang berbuka bila terjadi ketidaksesuaian antara kalori
yang dikonsumsi dengan dosis obat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah total kalori 24 jam
penderita Diabetes Melitus Tipe 2 saat berpuasa di bulan ramadhan dibanding
dengan pendertia Diabetes Melitus Tipe 2 saat tidak berpuasa.
Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental one group pre-test and
post-test design.Metode pengambialn sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik consecutive sampling. Jumlah sampel yang dibutuhkan dihitung dengan
menggunakan perangkat lunak G-power dan dapatkan angka sampel 35 orang.
Sampel dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dan menyatakan setuju ikut
penelitian. Data kalori didapatkan dengan cara mendatangi rumah penderita dan
ix
mencatat makanan yang dikonsumsi dalam takaran yang ditentukan. Selanjutnya
penderita mencatat sendiri makanan yang dikonsumsi selama 3 hari berturut. Hasil
catatan konsumsi makanan dikalikan dengan standart kalori dari Daftar Konversi
Bahan Makanan menjadi kalori yang dikonsumsi kemudian dibuat rata-rata. Dari
kalori 24 jam yang didapat dipilah berapa kalori yang dikonsumsi saat buka dan
saat sahur. Hasil perbedaan kalori puasa dan tidak berpuasa diuji analisis dengan
menggunakan t-Test
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kejadian hipoglikemi pada saat
puasa 7 orang dari dari 35 orang (20%) sedang saat tidak puasa didapatkan 1
orang dari 35 orang (3). Kalori yang dikonsusi saat berbuka didapatkan 61% dari
kalori 24 jam, sedang untuk sahur didapatkan 39%. Hasil diatas menyimpulkan
bahwa kejadian hipoglikemi lebih banyak terjadi pada saat puasa dibanding saat
tidak berpuasa. Hal ini mungkin disebabkan karena kalori yang dikonsumsi saat
sahur rata rata hanya 39% dari ikalori keseluruhan dan juga kemungkinan
disebabkan lama puasa di Jember sekitar 14 jam. Kalori yang dikonsumsi saat
puasa rata-rata 1250,35 kilokalori dan saat tidak puasa rata-rata 1499,86
kilokalori. Hasil uji t-Test perbedaan kalori saat berpuasa dibanding dengan saat
tidak berpuasa didapatkan t-hitung sebesar 3,685 yang lebih besar dari t-tabel
sebesar 1,645 untuk derajat kepercayaan α = 5%. Ini berarti kalori penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 saat berpuasa lebih rendah secara bermakna dibanding
saat tidak berpuasa. Hal ini kemungkinan disebabkan saat puasa penderita
cenderung makan 2 kali sedang saat tidak puasa makan 3 kali. Hasil diatas
menguatkan pemahaman bahwa bagi penderita Diabetes Melitus Tipe-2 yang
ingin menjalani puasa perlu konsultasi yang intensif dengan dokter dan ahli gizi
untuk memastikan bahwa kalori yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhannya
dengan jadwal makan yang sesuai dengan kaidah bagi penderita Diabetes Melitus.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]