PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) OLEH TIM K3RS DI RSUD DR. MOHAMAD SALEH KOTA PROBOLINGGO
Abstract
Dalam era globalisasi, tuntutan pengelolaan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di rumah sakit (K3RS) semakin tinggi karena pekerja,
pengunjung, pasien, dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan
perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak
proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana
yang ada di rumah sakit yang tidak memenuhi standar. RSUD dr. Mohamad Saleh
merupakan rumah sakit kelas B Non Pendidikan milik pemerintah daerah Kota
Probolinggo. RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo memiliki 26 buah APAR
yang tersebar di area rumah sakit. Pemasangan APAR di rumah sakit tersebut belum
memenuhi segala area dan jenis APAR pada beberapa ruangan belum sesuai dengan
risiko kebakaran yang terjadi di rumah sakit.
Tim K3RS harus mengetahui dan memahami mengenai penggunaan APAR di
rumah sakit sehingga pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki dapat diterapkan
dalam pelaksanaan K3RS dan ketika terjadi kebakaran, petugas dapat sigap dan
terampil dalam menggunakan APAR. Keterampilan, kecekatan, dan kesiapsiagaan
dapat mempengaruhi intensitas kebakaran yang terjadi. Jika petugas mampu
memadamkan kebakaran awal dengan keterampilan menggunakan APAR maka risiko
kerugian material maupun immaterial dapat terhindari. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan pada 5 (lima) orang, diketahui bahwa Tim K3RS kurang
mengetahui dan memahami perilaku penggunaan APAR di RSUD dr. Mohamad
Saleh. Kurangnya pelatihan, pemeliharaan APAR, komunikasi antara pelaksana K3 di
rumah sakit dengan atasan membuat kebijakan dan program belum dapat berjalan
secara optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perilaku penggunaan APAR oleh Tim
K3RS di RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo. Penelitian ini menggunakan
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik purposive sampling dengan wawancara mendalam kepada informan.
Informan penelitian pada penelitian ini adalah Tim K3RS RSUD dr. Mohamad Saleh
Kota Probolinggo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia anggota Tim K3RS adalah 28-47
tahun. Sebagian besar informan penelitian memiliki tingkat pendidikan sarjana (strata
satu) dan masa kerja ≥ 3 tahun di RSUD dr. Mohamad Saleh Kota
Probolinggo.Berdasarkan hasil penelitian, Informan masih belum dapat menjawab
semua pertanyaan yang diajukan peneliti dengan benar dan tepat terkait dengan
penggunaan APAR di rumah sakit. Hal tersebut dikarenakan Tim K3RS masih baru
terbentuk pada bulan tahun 2013 sehingga Tim K3RS masih belum mendapatkan
pelatihan terkait dengan penggunaan APAR. Tim K3RS memiliki harapan dan
keyakinan tinggi bahwa Tim K3RS dapat memperbaiki program-program K3RS yang
sebelumnya tidak berjalan secara maksimal dan sempat terhenti untuk menjadi lebih
baik lagi dengan merencanakan ulang program misalnya terkait dengan APAR.
Informan penelitian memiliki sikap positif terhadap adanya pemasangan APAR di
seluruh area rumah sakit. Selain itu, informan juga mengungkapkan pendapat
mengenai saran-saran yang mengarah pada perubahan di dalam organisasi agar
menjadi lebih baik dari Tim K3RS yang sebelumnya terbentuk. Hal tersebut seperti
Tim K3RS untuk dilibatkan dalam pemasangan dan pemeliharaan APAR serta
mengkaji ulang penempatan APAR yang berada di rumah sakit. Lingkungan kerja
yang kondusif dapat meningkatkan semangat kerja serta kerja sama di dalam tim
untuk menjalankan tugasnya. Lingkungan ikut menyebabkan atau mempengaruhi
terjadinya sesuatu yaitu pembentukan sikap yang mengarah kepada perilaku
penggunaan APAR di RSUD dr. Muhamad Saleh Kota Probolinggo.Tingkah laku
Tim K3RS dalam menggunakan APAR masih kurang. Hal tersebut diketahui dari
hasil wawancara mendalam kepada informan bahwa sebagian besar kurang benar dan
tepat dalam menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2275]