dc.description.abstract | Keadaan homeostasis dari tubuh manusia salah satunya dipertahankan
oleh fungsi ginjal yang baik. Ginjal merupakan organ eliminasi utama untuk
seluruh obat yang digunakan peroral, namun pada batas-batas tertentu ginjal tidak
dapat melakukan fungsinya dalam eliminasi obat sehingga menyebabkan
tertimbunnya obat dalam ginjal yang dapat menyebabkan cedera di daerah tubulus
proksimal ginjal. Salah satu contoh obat-obatan yang dapat menimbulkan
kerusakan ginjal adalah parasetamol. Konsumsi parasetamol di masyarakat cukup
tinggi sehingga penggunaan obat ini sering disalahgunakan. Konsumsi
parasetamol dosis toksis sebesar 15 gram dapat menimbulkan toksisitas pada hati
melalui serangan stres oksidatif akibat terbentuknya oksidan. Kerusakan hati ini
dapat diikuti kerusakan pada beberapa organ lain, salah satunya adalah ginjal yang
berupa nekrosis tubulus ginjal akut. Secara keseluruhan terjadi insufisiensi ginjal
pada 1-2% pasien dengan overdosis parasetamol. Untuk memberikan
perlindungan pada ginjal (hepatoprotektor) dari zat-zat toksik diperlukan proteksi
berupa antioksidan untuk mengikat radikal bebas yang dapat menimbulkan
kerusakan ginjal. Salah satu tanaman yang diketahui memiliki aktivitas
antioksidan adalah putri malu (Mimosa pudica Linn.).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak etanol
putri malu sebagai nefroprotektor pada tikus yang diinduksi parasetamol dosis
toksik. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental laboratories.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Control Group
Design. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dan
ix
sampel yang digunakan adalah tikus Wistar, dengan jenis kelamin jantan, umur 2-
3 bulan, berat badan 100-200 gram, dan kondisi fisik sehat. Terdapat enam
kelompok perlakuan, yaitu kelompok K yang hanya diberikan CMC Na 1%;
kelompok K (-) yang diberikan CMC Na 1% selama 6 hari dan pada hari ke-7
diberikan parasetamol dosis 1.350 mg/kg BB; kelompok K (+) yang diberikan
obat Curcuma® selama 6 hari dan pada hari ke-7 diberikan parasetamol dosis
1.350 mg/kg BB; kelompok P1, P2, dan P3 masing-masing diberikan ekstrak
etanol putri malu dengan dosis 400, 600, dan 800 mg/kg BB selama 6 hari dan
pada hari ke-7 diberikan parasetamol dosis 1.350 mg/kg BB. Masing-masing
kelompok terdiri dari 5 ekor tikus dengan total sampel 30 tikus. Sampel darah
diambil pada hari ke-9 kemudian diukur kadar BUN dan kreatinin. Data kemudian
dianalisis dengan One Way ANOVA dilanjutkan dengan tes LSD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol putri malu
memiliki efek nefroprotektor pada tikus yang diinduksi parasetamol dosis toksik.
Dari ketiga peringkat dosis yang diuji, dosis 800 mg/kg BB memiliki efek
nefroprotektor yang paling kuat. Ekstrak etanol putri malu memiliki efek
nefroprotektor yang lebih lemah dibandingkan dengan kelompok K(+). | en_US |