Motif Indonesia sebagai Ketua ASEAN dalam Mengatasi Konflik Kamboja dan Thailand Tahun 2011
Abstract
Konflik yang melibatkan dua negara di kawasan Asia Tenggara, antara
Thailand dan Kamboja, dipicu oleh sengketa kepemilikan wilayah perbatasan yang
berada di Candi Preah Vihear, Kamboja. Konflik ini sudah berawal sejak 1904 dan
mengalami eskalasi setelah pengukuhan Candi Preah Vihear, yang terletak di wilayah
yang diperebutkan menjadi salah satu warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 2008.
Konflik terjadi kembali ketika jatuh korban jiwa dari masing-masing negara pada
tahun 2011, saat Indonesia menjadi ketua bergilir ASEAN. Indonesia mengambil
inisiatif untuk menjadi mediator dalam konflik tersebut. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui motif Indonesia sebagai Ketua ASEAN dalam
mengatasi konflik Kamboja dan Thailand tahun 2011. Indonesia memainkan pearan yang cukup penting mengingat gagasannya
untuk membangun ASC sebagai salah satu pilar utama dalam proses pembentukan
ASEAN Community yang akan dicapai pada tahun 2015. Berangkat dari fakta ini,
maka menimbulkan pemikiran bahwa konflik perbatasan antara Thailand dan
Kamboja yang terjadi kembali pada tahun 2011 bertolak belakang dengan
kepentingan Indonesia yang berambisi membentuk ASC sebagai sebuah instrumen
yang tidak hanya berfungsi untuk melanggengkan eksistensi kredibilitas Indonesia di
ASEAN melainkan juga berkaitan erat dengan kepentingan Indonesia untuk mencapai
keamanan nasional melalui ketahanan regional