PENETAPAN KADAR AMOKSISILIN DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN METODE NEAR-INFRARED DAN KEMOMETRIK
Abstract
Antibiotik adalah bahan obat yang memegang peranan penting dalam
menanggulangi penyakit infeksi di Indonesia. Antibiotika yang strukturnya
mengandung cincin β-Laktam banyak dikembangkan untuk pengobatan infeksi
bakteri. Amoksisilin merupakan salah satu antibiotik yang memiliki struktur cincin βLaktam
yang aktif melawan bakteri gram-positif dan gram-negatif baik pada manusia
atau pun hewan. Kadar amoksisilin dalam produk harus dijamin tepat untuk
mempertahankan mutu sesuai yang diinginkan produsen sehingga pengawasan mutu
perlu dilakukan. Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan dalam penetapan
kadar amoksisilin dalam sediaan tablet, namun metode yang sederhana dan cepat
adalah metode NIR yang dikombinasikan dengan metode statistik multivariat
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap secara berurutan. Tahap yang
dilakukan adalah pengambilan sampel untuk training set dan test set yang kemudian
dilakukan preparasi dengan ditimbang, digerus, diayak dengan ayakan B-60, lalu
diletakkan pada pot berlabel. Sampel tersebut discan dengan NIR dan sebagai metode
pembanding digunakan metode spektrofotometer UV-Vis. Pada metode
spektrofotometer UV-Vis dilakukan validasi metode analisis meliputi linieritas, batas
deteksi dan batas kuantitasi, presisi, serta akurasi, yang kemudian dilanjutkan dengan
penetapan kadar amoksisilin dalam sediaan tablet. Tahap selanjutnya yaitu pembentukan
model kualifikasi dengan LDA dan kalibrasi dengan PLS. Model kualifikasi dibentuk
ix
dari 20 sampel tablet amoksisilin
kalibrasi
sebesar 0.9900061 dan R
2
validasi sebesar 0.9888798. Nilai galat yang ditampilkan
adalah nilai RMSEC sebesar 0,4128753 dan RMSECV sebesar 0,4358638.
Model kualifikasi dan kalibrasi yang terbentuk tersebut, kemudian dilakukan
validasi dengan leave one out cross validation
2
dan RMSEP. Pada validasi LOOCV didapatkan parameter R
sebesar
0.9960 dan nilai RMSEP sebesar 0,229. Sedangkan pada validasi 2-fold cross
validation didapatkan nilai R
2
sebesar 0,990 dan nilai RMSEP sebesar 0,907.
Tahap terakhir adalah pengaplikasian metode NIR pada sampel di pasaran.
Seluruh sampel yang diuji pada model klasifikasi didapatkan % akurasi mencapai
100% yang berarti tak satu pun dari sampel yang terprediksi salah. Pada model
kalibrasi menunjukkan bahwa % rekoveri sampel berada pada rentang 101,500111,509.
Hal
tersebut berarti semua sampel yang dianalisis memenuhi rentang yang
telah ditentukan oleh USP yaitu 90-120%. Hasil prediksi dengan metode NIR
kemudian dibandingkan dengan hasil metode spektrofotometri UV-Vis. Setelah
dilakukan analisis statistik “Uji T Dua Sampel Berpasangan” diketahui bahwa tidak
ada perbedaan bermakna pada kadar sampel yang ditetapkan dengan kedua metode
tersebut.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]