JUMLAH SEL NEUTROFIL PASCA INSISI FLAP GINGIVA SETELAH PEMBERIAN FLAVONOID PROPOLIS LEBAH PADA TIKUS GALUR WISTAR JANTAN
Abstract
Dalam bidang kedokteran gigi sering dilakukan tindakan pembedahan
misalnya bedah preprostetik, operasi periodontal, pencabutan gigi, odontektomi dan
perawatan di bidang endodonsia yang memerlukan prosedur bedah. Pada dasarnya
setiap prosedur bedah selalu melibatkan proses insisi untuk pembuatan flap. Flap
merupakan suatu bagian mukosa yang secara bedah dipisahkan dari jaringan di
bawahnya. Tindakan ini dilakukan untuk mendapatkan jalan masuk ke struktur di
bawahnya (biasanya pada tulang atau gigi) atau untuk prosedur koreksi. Tindakan
insisi menyebabkan keradangan. Neutrofil merupakan golongan terbesar yang terlibat
di awal proses keradangan. Penimbunan neutrofil yang berlebihan pada lokasi jejas
dapat menimbulkan kerusakan jaringan sehingga proses radang perlu dikendalikan
agar tidak berlebihan. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan untuk
mengendalikan proses radang adalah propolis.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah sel neutrofil pasca insisi flap
gingiva setelah pemberian flavonoid propolis lebah pada tikus galur wistar jantan dan
mengetahui pengaruh lama pemberian flavonoid propolis lebah terhadap jumlah sel
neutrofil pasca insisi flap gingiva pada tikus galur wistar jantan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian experimental laboratories dengan
rancangan The Post Test Only Control Group Design. Empat puluh ekor tikus galur
Wistar (Rattus norvegiccus) jantan umur ± 2-3 bulan dengan berat badan ± 200 gram
dilakukan insisi flap gingiva pada gingiva anterior di bawah insisif sentralis rahang
bawah dengan bentuk triangular flap. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelopok kontrol yang diberi 1 mL aquadest per oral dan kelompok perlakuan yang diberi flavonoid propolis per oral sebanyak ± 0,09 g/kg BB/hari dalam 1 mL
aquadest. Setiap kelompok dibagi menjadi 4 sub kelompok. Masing-masing sub
kelompok terdiri dari 5 ekor tikus sesuai periode dekapitasi yaitu hari ke-1, 3, 7 dan
15 pasca insisi flap gingiva. Jaringan luka dibuat preparat histologis melalui
pewarnaan Haematoxilyn Eosin (HE) dan dilakukan penghitungan jumlah sel
neutrofil.
Analisis statistik ANOVA dua arah membuktikan adanya perbedaan yang
bermakna pada parameter kelompok dan hari pengamatan. Pada parameter kelompok
(kontrol-perlakuan) memiliki nilai siqnifikansi sebesar 0,003 (p<0,05) dan pada
parameter hari pengamatan menunjukkan nilai siqnifikansi sebesar 0,000 (p<0,05).
Pada uji beda LSD dengan parameter hari pengamatan menunjukkan bahwa hampir
semua berbeda bermakna (p<0,05). Pada parameter hari pada kelompok kontrol
jumlah neutrofil pada hari ke-1 dan hari ke-3 berbeda secara siqnifikan dengan nilai
signifikansi 0,001. Jumlah neutrofil pada hari ke-1 dan hari ke-7 berbeda secara
siqnifikan dengan nilai signifikansi 0,001. Begitu juga pada hari ke-1 dan hari ke-15
jumlah neutrofil juga berbeda siqnifikan dengan siqnifikansi 0,000. Pada parameter
hari pada kelompok perlakuan jumlah neutrofil pada hari ke-1 dan hari ke-7 berbeda
secara siqnifikan dengan nilai signifikansi 0,001. Pada hari ke-1 dan hari ke-15
jumlah neutrofil juga berbeda siqnifikan dengan siqnifikansi 0,001 begitu juga pada
hari ke-3 dan hari ke-15 terdapat perbedaan yang signifikan dengan siqnifikansi
0,044. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian flavonoid
propolis lebah dapat menurunkan jumlah sel neutrofil pasca insisi flap gingiva pada
tikus galur wistar jantan dan semakin lama pemberian flavonoid propolis lebah maka
jumlah sel neutrofil semakin menurun.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]