dc.description.abstract | Telah dilakukan suatu "Observational study" untuk mengetahui jenis ketulian dan
tingkat ketulian pada nelayan penyelam di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember pada
bulan September 2006. Tujuannya untuk memperoleh gambaran gangguan
pendengaran pada nelayan penyelam tradisional di Kecamatan Puger. Materi dan
metode: sampel adalah nelayan penyelam yang tergabung dalam Forum Komunikasi
Nelayan (FKN), laki-laki, berumur 15-40 tahun, aktif menyelam lebih dari 3 tahun,
kedalaman lebih dari 1.5 meter, frekuensi menyelam minimal 3 kali per minggu.
Gangguan pendengaran diukur dengan Audiotimpanometer. Hasil: Kami menemukan
diantara 16 penyelam, kelainan pendengaran sebanyak 11 penyelam (68,9 %),
sedangkan 5 penyelam (31,1 %) memiliki pendengaran normal, Penyelam dengan
gangguan tuli konduksi dengan pembedaan telinga kanan dan kiri, tuli konduksi
telinga kanan 0% sedangkan telinga kiri 1 penyelam (6.25%), tuli sensorineural
telinga kanan 7 penyelam (43.75%) sedangkan telinga kiri 4 penyelam (25%), tuli
campuran telinga kanan 1 penyelam (6.25%) sedangkan telinga kiri 2 penyelam
(12.5%). Pada pemeriksaan tingkat ketulian berdasarkan pembagian telinga kanan
dan kiri didapatkan hasil: Telinga kanan, 8 penyelam normal (50%), 4 penyelam
SNHL ringan (25%), 3 penyelam SNHL ringan-sedang dan sisanya 1 penyelam
(6.25%) tuli campuran sedang-berat. Telinga kiri, 9 penyelam normal (56.25%), 2
penyelam masing-masing SNHL ringan dan ringan-sedang (12.5%), sedangkan 1
penyelam masing-masing untuk tuli campuran tingkat sedang dan sedang-berat serta
tuli konduksi (6.25%). Pada pemeriksaan otoskop untuk melihat membran timpani
didapatkan 10 penyelam dengan membran timpani intak (62.5%), perforasi 3 penyelam (18.75%) dan restricted 3 penyelam (18.75%) dengan prosentase yang
sama untuk telinga kanan dan kiri.
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis data dan pembahasan adalah adanya
pengaruh barotrauma auris terhadap gangguan pendengaran pada nelayan penyelam
di Kecamatan Puger Kabupaten Jember. | en_US |