ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIM-RS) DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) PADA PETUGAS POLI RAWAT JALAN DI RSU Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO
Abstract
Sistem Informasi Manajemen (SIM) dapat didefenisikan sebagai kumpulan
dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan
mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit adalah suatu penerapan sistem informasi yang berbasis
komputer (Computer Based Hospital Information System) di dalam rumah sakit untuk
mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa
penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) RSU Dr. H.
Koesnadi Bondowoso belum berjalan optimal. Hal ini disebabkan karena kurangnya
sumber daya manusia, sarana-prasarana dan komitmen yang rendah dalam penerapan
SIM-RS.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerimaan SIM-RS pada Petugas
Poli Rawat Jalan di RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso dengan pendekatan
Technology Acceptance Model (TAM) dimana kelima konstruk penyusun TAM ini
diteliti semua. Kelima konstruk TAM meliputi konstruk kebermanfaatan (Perceived
Usefulness), konstruk kemudahan (Perceived Ease of Use), sikap (Attitude Toward
Using SIM-RS), minat perilaku (Behavioral Intention to Use SIM-RS), penggunaan
SIM-RS sesungguhnya (Actual Usage of SIM-RS). Jenis penelitian ini adalah survey
analitik dan berdasarkan waktunya menggunakan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah petugas administrasi Poli Rawat Jalan RSU Dr.
H. Koesnadi Bondowoso yang terdiri dari 24 responden serta memiliki User Name
dan Password dalam mengoperasikan SIM-RS. Pengambilan data dalam penelitian
ini dengan menggunakan kuesioner dan in-depth interview. Data yang diperoleh
selanjutnya dianalisis menggunakan uji regresi ordinal dengan
α=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara Konstruk
Kemudahan (Perceived Ease of Use) terhadap Konstruk Kebermanfaatan (Perceived
Usefulness) sebesar 50.1%. Ada pengaruh Konstruk Kemudahan (Perceived Ease of
Use) dan Konstruk Kebermanfaatan (Perceived Usefulness) terhadap Sikap
Menggunakan SIM-RS (Attitude Toward Using SIM-RS) sebesar 59%. Tidak ada
pengaruh Konstruk Kebermanfaatan (Perceived Usefulness) dan Sikap untuk
Menggunakan SIM-RS (Attitude Toward Using SIM-RS) terhadap Minat untuk
Menggunakan SIM-RS (Behavioral Intention to Use SIM-RS) sebesar 88.1%. Tidak
ada pengaruh Minat Perilaku untuk menggunakan SIM-RS (Behavioral Intention to
Use SIM-RS) terhadap Penggunaan SIM-RS Sesungguhnya (Actual Usage of SIMRS)
sebesar 76%. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan petugas SIM-RS
melakukan supervisi secara berkala setiap 1 bulan sekali, melengkapi sarana dan
prasarana serta mengadakan pelatihan SIM-RS secara berkala setiap 3 bulan sekali
atau 6 bulan sekali sehingga keterampilan petugas poli rawat jalan meningkat dan
termotivasi untuk terus menggunakannya dalam aktivitas sehari-hari.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]