Representasi Perempuan dan Tradisi Lokal Masyarakat Asmat Suatu Kajian Feminisme Multikultural Novel Kapak Karya Dewi Linggasari;
Abstract
Novel Kapak merupakan salah satu karya dari Dewi Linggasari yang
menggambarkan tentang kehidupan perempuan suku Asmat. Banyak perempuan
yang mendapat perlakuan tidak adil dari laki-laki, seperti perempuan Asmat.
Tujuan dari penelitian adalah: (1) mendeskripsikan unsur instrinsik yang
terkandung dalam novel Kapak; (2) mendeskripsikan nilai feminisme multikultural
yang terkandung dalam novel Kapak karya Dewi Linggasari. Hasil penelitian
diharapkan dapat menggugah kaum laki-laki untuk selalu menghormati dan
menghargai kaum perempuan sehingga tidak ada lagi perlakuan kasar dan poligami
terhadap perempuan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan
struktural dan pragmatik. Pendekatan struktural digunakan sebagai bentuk analisis
awal novel Kapak. Pendekatan pragmatik digunakan untuk mengungkap pemaknaan
terhadap aspek femisisme multikultural.
Dari analisis struktural novel Kapak dapat diketahui bahwa tema mayor dalam
novel Kapak adalah laki-laki yang berkuasa dan bertindak sesuka hati akan membuat
istrinya sakit hati dan mengalami tekanan batin. Kekerasan tersebut karena adanya
kebudayaan di suku Asmat yang dilakukan oleh tokoh Mundus sedangkan tema
minor dalam novel Kapak adalah kecemburuan membuat seseorang rela melakukan
perbuatan apapun untuk menghilangkan sakit hatinya yang dilakukan oleh tokoh
Bunapi kepada Mika dan perasaan dendam dapat menyebabkan seseorang melakukan
pembunuhan yang dialami oleh tokoh Jirimo, Donatus, dan Yowero. Watak dalam
tokoh novel Kapak ada yang berwatak datar ada pula yang berwatak bulat. Tokoh
vi
Mundus, Mika, Yowero, Bunapi, dan Jirimo memiliki watak datar sedangkan
Yemnen dan Donatus berwatak bulat.
Analisis feminisme multikultural dalam novel Kapak yaitu kebudayaan suku
Asmat yang menekankan kepada kaum perempuan. Beberapa kebudayaan yang ada
dalam novel Kapak antara lain, kehidupan perempuan Asmat dalam keluarga yaitu
budaya melahirkan dalam suku Asmat dan istri pemimpin perang: kekuasaan dan
poligami, perempuan Asmat dalam kehidupan sosial yaitu ketika perempuan Asmat
mengikuti upacara pesta patung bis, dan perempuan Asmat dalam menghadapi
modernisasi/globalisasi yaitu kehidupan perempuan Asmat modern dan perempuan
Asmat dalam kehidupan laki-laki modern.