HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP RANTAI DINGIN (COLD CHAIN) VAKSIN TINGKAT PUSKESMAS DENGAN KEJADIAN PD3I DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2010
Abstract
Penyelenggaraan imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang
terbukti paling cost effective. Melalui upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar
telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari cacar sejak tahun 1974 oleh
WHO. Pada tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan
imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I) yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus
serta hepatitis B. Pada tahun 2010 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
melaksanakan penilaian kualitas pelayanan imunisasi dalam rangka merespon
peningkatan kejadian difteri dan untuk mengidentifikasi penyebab masalah program
imunisasi di Jawa Timur. Secara umum kualitas pelayanan imunisasi di puskesmas
yang memenuhi syarat minimal 80% sebesar 62%. Rata-rata cakupan imunisasi tiap
tahunnya di Kabupaten Jember meningkat bila tanpa memperhatikan validdose,
namun pada kenyataannya masih ditemukan kejadian PD3I yang tersebar di beberapa
kecamatan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember tahun 2011, di
tahun 2010 terdapat 17 kecamatan dari 31 kecamatan yang terdapat di Kabupaten
Jember, pernah mengalami kejadian PD3I. Dengan kata lain, untuk menekan jumlah
kasus PD3I, bukan hanya cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata
namun juga kualitas pelayanan imunisasi juga perlu diperhatikan. Kualitas pelayanan
imunisasi salah satunya didapat dengan menjaga kualitas vaksin. Kegagalan dalam
pengelolaan rantai dingin (cold chain) vaksin akan berakibat pada penurunan potensi
vaksin sehingga memicu munculnya PD3I. Berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis ingin mengetahui hubungan pelaksanaan prosedur tetap rantai dingin (cold
ix
w
D
P
w
-
F
X
C
H
A
N
G
Click to buy NOW!
w
.
d
o
c
u
t
r
a
c
E
c
.
k
m
o
w
D
P
w
-
F
X
C
H
A
N
G
Click to buy NOW!
w
.
d
o
c
u
t
r
a
c
E
c
.
k
m
o
chain) vaksin pada pelayanan imunisasi di tingkat puskesmas dengan kejadian PD3I
tahun 2010 di Kabupaten Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan tujuan utama untuk
menganalisis hubungan antara pelaksanaan prosedur tetap rantai dingin (cold chain)
vaksin pada pelayanan imunisasi di tingkat puskesmas dengan kejadian PD3I tahun
2010 di Kabupaten Jember. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan observasi
dan wawancara dengan metode probing tentang pelaksanaan prosedur tetap rantai
dingin (cold chain) vaksin pada pelayanan imunisasi. Metode analisis yang
digunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling dan diperoleh 85 petugas pelaksana imunisasi.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pelayanan imunisasi secara
signifikan berhubungan dengan kejadian PD3I di Kabupaten Jember tahun 2010. Hal
tersebut dikarenakan sebanyak 47,1% petugas pelaksana imunisasi tidak memeriksa
kembali kondisi VVM saat berada di posyandu. Selain itu pada saat persiapan
pelayanan imunisasi, terdapat 69,4% petugas pelaksana imunisasi yang tidak
meletakkan 4 buah cool pack di dalam vaccine carrier yang semakin memperbesar
kemungkinan suhu di dalam vaccine carrier menjadi tidak stabil untuk suhu
penyimpanan vaksin (2-8
o
C). Terdapat 61 petugas pelaksana imunisasi atau sebesar
71,8% yang tidak memberikan label jam buka atau jam pencampuran vaksin.
Saran yang dapat diberikan mengingat petugas pelaksana imunisasi
merupakan unsur yang sangat penting, maka perlu lebih meningkatkan keaktifan
dalam memberikan pelayanan misalnya dengan lebih aktif memantau jumlah sasaran
bayi atau balita yang berada di lingkungan posyandu yang menjadi tanggung
jawabnya. Petugas pelaksana imunisasi agar lebih memperhatikan kondisi vaksin
yang akan digunakan dan kondisi serta cara penyimpanan vaksin sesuai dengan
prosedur rantai dingin vaksin agar perlindungan dari vaksin yang diberikan bisa lebih
optimal.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]