dc.description.abstract | Data di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2012 menyatakan
bahwa sebanyak 11 siswa SMA program IPA di Provinsi Jawa Timur tidak lulus
berdasarkan nilai akhir mata pelajaran fisika, sedangkan pada mata pelajaran
kimia sebanyak 5 siswa, dan mata pelajaran biologi sebanyak 3 siswa. Kriteria
ketidaklulusan apabila nilai tiap mata pelajaran kurang dari 4,0 (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2012). Fakta ini menunjukkan bahwa mata pelajaran
fisika lebih rendah tingkat keberhasilannya daripada mata pelajaran IPA yang lain.
Kemungkinan rendahnya tingkat keberhasilan mata pelajaran fisika disebabkan kecenderungan guru mendominasi proses pembelajaran tersebut, sehingga siswa hanya bersifat pasif dalam proses pembelajaran. Selain itu, salah satu sebab fisika dikatakan sebagai pelajaran yang sulit adalah karena fisika menuntut siswa untuk menguasai representasi-representasi berbeda (gambar/diagram, grafik, matematik, verbal) secara bersamaan dan mengelola perubahan di antara representasi-representasi ini.
Berdasarkan uraian di atas, guru dapat menggunakan model pembelajaran
Penemuan Terbimbing berorientasi multirepresentasi. Alasan perlunya diterapkan
model pembelajaran Penemuan Terbimbing berorientasi multirepresentasi adalah
agar siswa dapat lebih memahami suatu konsep dengan proses penemuan yang
dibimbing oleh guru dan dapat mengungkapkannya ke dalam bentuk gambar,
grafik, matematik, dan verbal. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1)
mendeskripsikan peningkatan representasi verbal siswa setelah menggunakan
model pembelajaran Penemuan Terbimbing berorientasi multirepresentasi, (2)
mendeskripsikan peningkatan representasi matematik siswa setelah menggunakan
model pembelajaran Penemuan Terbimbing berorientasi Multirepresentasi, (3) mendeskripsikan peningkatan representasi gambar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Penemuan Terbimbing berorientasi multirepresentasi, (4) mendeskripsikan peningkatan representasi grafik siswa setelah menggunakan model pembelajaran Penemuan Terbimbing berorientasi multirepresentasi, dan (5) mengkaji perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Penemuan Terbimbing berorientasi multirepresentasi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bondowoso. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata post test kelas eksperimen lebih
besar daripada nilai rata-rata post test kelas kontrol. Selain itu, penerapan model
ini dapat diketahui dengan melakukan analisis data uji t menggunakan SPSS 17
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa diperoleh nilai Sig. di atas
0,05 atau > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data homogen atau tidak ada
perbedaan varians populasi kedua sampel tersebut. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa nilai (Sig. (2-tailed)) ≤ 0,05 maka hipotesis nihil Ho ditolak
dan hipotesis Ha diterima. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Penemuan
Terbimbing berorientasi multirepresentasi dengan model pembelajaran
konvensional pada kelas X SMAN Negeri 2 Bondowoso.
Berdasarkan hasil analisis saat pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Penemuan Terbimbing berorientasi multirepresentasi, diperoleh
persentase peningkatan kemampuan multirepresentasi untuk tiap representasi.
Pada representasi verbal dihasilkan peningkatan kemampuan sebesar 28%.
Sedangkan persentase terendah terdapat pada representasi matematik, yaitu sebesar 22%. Sisanya, persentase sebesar 23% terdapat pada representasi grafik dan presentase sebesar 27% terdapat pada representasi gambar.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Penemuan Terbimbing berorientasi multirepresentasi dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang membuat siswa lebih memahami konsep dan meningkatkan kemampuan multirepresentasi. | en_US |