dc.description.abstract | Perkembangan rumah sakit ke arah lembaga usaha telah menjadi fenomena
global. Apabila sektor rumah sakit di Indonesia tidak mengikuti, maka kemungkinan
rumah sakit akan kesulitan dalam mengikuti persaingan dunia. Oleh sebab itu, rumah
sakit perlu melakukan suatu upaya untuk tetap bertahan dan berkembang dengan
memberikan pelayanan yang berkualitas. Ada beberapa pendekatan yang dapat
digunakan agar rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang bermutu, salah
satunya adalah dengan service quality model.
Untuk mengetahui mutu pelayanan rumah sakit diperlukan beberapa indikator,
antara lain: BOR, ALOS, TOI, BTO, NDR, dan GDR. Adapun standard untuk
masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut: BOR = 75-85 %, ALOS = 7
- 10 hari, TOI = 1-3 hari, BTO = 40-50 kali , NDR = < 25 per 1000, dan GDR = < 45
per 1000.
RSD dr. Soebandi Jember sebagai rumah sakit kelas B pendidikan milik
pemerintah Kabupaten Jember, dalam kenyataannya masih ada beberapa hasil
pencapaian indikator pelayanan kesehatan yang belum memenuhi standar ideal,
diantaranya adalah indikator BOR, NDR, dan GDR. Hal ini mununjukkan bahwa
pelayanan kesehatan di RSD dr. Soebandi Jember masih belum optimal. Tujuan
penelitian ini adalah merumuskan strategi peningkatan mutu pelayanan rawat inap
dengan metode service quality di RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif yang berdasarkan waktunya termasuk penelitian cross
sectional. Sampel yang dibutuhkan sebanyak 80 responden. Dimana pengambilan
sampel menggunakan metode pencuplikan berstrata. Penelitian ini berlokasi di
instalasi rawat inap RSD dr. Soebandi Jember kelas I, II, dan III. Data primer dalam
penelitian ini meliputi karakteristik responden (jenis kelamin, umur, pendidikan dan
pekerjaan), tingkat persepsi dan harapan responden terhadap pelayanan rawat inap.
Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara disertai dengan
panduan wawancara. Kemudian data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif
kuantitatif dengan berdasarkan metode service quality.
Hasil Penelitian menunjukkan dari 80 responden, sebagian besar responden
(65%) berjenis kelamin perempuan dan sebagian besar responden (58,75%) berusia
antara 18 - < 40 tahun yang tergolong dalam kategori dewasa dini. Jika dilihat dari
tingkat pendidikan, sebagian besar responden (62,5%) memiliki tingkat pendidikan
rendah dan dari segi pekerjaan, sebagian besar responden (68,75%) tergolong ke
dalam kelompok masyarakat yang bekerja. Tingkat harapan pasien rendah pada
atribut pelayanan dokter tanpa memandang status sosial dan tingkat harapan pasien
tinggi pada atribut ketepatan waktu pelayanan laboratorium. Sedangkan tingkat
persepsi pasien rendah pada atribut kebersihan, kerapian, dan kenyamanan ruangan
dan tingkat persepsi pasien tinggi pada atribut ketepatan waktu pelayanan pemberian
makan. Dilihat dari posisi atribut dimensi mutu pelayanan kesehatan, sebagian besar
atribut terletak pada kuadran B yaitu menunjukkan atribut yang mempengaruhi
kepuasan pasien RSD dr. Soebandi Jember pada umumnya tingkat pelaksanaannya
telah sesuai dengan harapan pasien. Sehingga strategi yang dapat dilakukan adalah
dengan mempertahankan performance (kinerja) layanan kesehatan atau rumah sakit
juga dapat secara perlahan meningkatkan aspek-aspek yang terdapat pada kuadran ini
sehingga pelayanan kesehatan dapat menjadi lebih baik.
Dari hasil penelitian ini, walaupun sebagian besar atribut dimensi mutu
pelayanan terletak pada kuadran B (maintained achievement), pihak rumah sakit tetap
perlu memperhatikan atribut yang berada pada kuadran lainnya yaitu kuadran A (high
priority), kuadran C (low priority), dan kuadran D (abundant). | en_US |