PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
Abstract
Batu kapur merupakan batuan dari hasil sedimentasi yang terjadi pada proses kimia
dan mekanik secara alami. Komposisi utamanya adalah kalsium karbonat ( CaCo 3 ). Di
Kabupaten Jember khususnya di wilayah Jember Selatan terdapat beberapa gunung
kapur, salah satunya adalah Gunung Sadeng, di Kawasan tersebut banyak dijumpai
tempat-tempat penambangan batu kapur, Pada proses penambangan batu kapur, kerikil
sisa penambangan yang dihasilkan kurang lebih sebesar 24 m3 per hari, untuk ukuran
kerikil dibawah 5 cm sulit dilakukan pemasaran, biasanya hanya kerikil sisa
penambangan dipakai untuk bubuk kapur dan sebagai bahan pengeras jalan, sehingga
pemanfaatannya belum optimal,. Dari permasalah di atas dilakukan penelitian, yaitu
dengan mengganti agregat kasar pada umumnya dengan batu dari sisa hasil
penambangan batu kapur di Kawasan Puger (Gunung Sadeng) Kabupaten Jember.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium program studi D-III teknik universitas
Jember pada bulan Januari sampai bulan Mei 2005. bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah semen PPC produksi semen gresik, pasir dari kawasan Jember,
agregat kasar (batu kapur) dari kawasan Gunung sadeng Kecamatan Puger Kabupaten
Jember. Penelitian menggunakan mix desain cara DOE (Department Of Environment),
benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Beton yang
direncanakan adalah mutu fc’ 17,5 Mpa, 25 Mpa, 35 Mpa, sample masing-masing mutu
beton berjumlah 20 buah benda uji.
Dari hasil mix desain untuk mutu beton fc’ 17,5 Mpa didapatkan proporsi campuran
1 semen : 0,77 air : 1,78 pasir : 2,75 kerikil batu kapur, untuk mutu beton fc’ 25,0 Mpa
didapatkan proporsi campuran 1 semen : 0,74 air : 1,48 pasir : 2,42 kerikil batu kapur,
untuk mutu beton fc’ 35,0 Mpa didapatkan proporsi campuran 1 semen : 0,52 air : 1,09
pasir : 2,00 kerikil batu kapur. Hasil pengujian kuat tekan beton didapatkan kuat tekan
karakteristik untuk mutu beton fc; 17,5 Mpa umur 14 hari = 17,645 Mpa, dan umur 28
hari = 17,840 Mpa, untuk mutu beton fc’25,0 Mpa umur 14 hari = 22,424 Mpa, dan
umur 28 hari = 25,527 Mpa, untuk mutu beton fc ‘ 35,0 Mpa umur 14 hari = 29,109
Mpa, dan umur 28 hari = 30,540 Mpa.
Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa batu kapur dapat digunakan sebagai
alternatif agregat kasar untuk beton mutu fc’ 17,5 Mpa dan fc’ 25,0 Mpa, tetapi tidak
dapat digunakan sebagai agregat kasar untuk mutu beton fc’ 35,0 Mpa.