STUDI ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DI INDONESIA: APLIKASI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GAME THEORY
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi Kebijakan Fiskal dan
Moneter di Indonesia. Permasalahan utama interaksi Kebijakan Fiskal dan Moneter
terletak pada terjadinya trade-off antara pencapaian stabilitas harga dan pertumbuhan
ekonomi dalam jangka pendek.
Penelitian ini merupakan aplikasi metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
dan Game Theory. Game Theory merupakan pendekatan matematis untuk
merumuskan situasi konflik atau persaingan yang terjadi antara Kebijakan Fiskal dan
Moneter di Indonesia, dengan membuat model persaingan dalam interaksi. Dengan
menentukan fungsi-fungsi kepuasan (pay-off function) serta menugaskan beberapa
tindakan (strategy set) kepada beberapa player, kemudian mengamati interaksi antara
kebijakan satu sama lain untuk menghasilkan matriks pay-off yang merupakan
kombinasi strategi kedua player. Metode AHP digunakan untuk menemukan strategi
penting relatif yang mungkin diimplementasikan oleh Kebijakan Fiskal dan Moneter
dan mengukur masing-masing pay-off. Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki
dan data yang diperoleh berasal dari persepsi manusia yang dianggap expert (ahli).
Hirarki AHP dikemas dalam kuesioner untuk ditanggapi responden dalam bentuk
data kuantitatif untuk dikuantifikasi.
Berdasarkan aplikasi metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Game
Theory, nilai pay-off menunjukkan tindakan yang dilakukan oleh player dalam
berinteraksi dengan menggunakan masing-masing strategi. Nilai pay-off Kebijakan
Fiskal menunjukkan bahwa strategi pengeluaran pemerintah (GOV) dan defisit
APBN (DAP) merupakan strategi yang dipilih untuk menanggapi aksi Kebijakan
Moneter. Nilai pay-off Kebijakan Moneter menunjukkan bahwa strategi jumlah uang
beredar (JUB) merupakan strategi dominan yang dipilih untuk menanggapi aksi
Kebijakan Fiskal. Sehingga untuk mengoptimalkan pancapaian tujuan akhir kebijakan
makroekonomi berupa kesejahteraan masyarakat diperlukan koordinasi kebijakan
yang lebih baik. Hal ini penting dilakukan dalam rangka menghindarkan dampak
negatif yang dapat terjadi yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas
makroekonomi.