GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENYAKIT MALARIA SERTA PEMERIKSAAN SAMPEL DARAH MASYARAKAT PERUMAHAN ADAT DI KECAMATAN KOTA WAIKABUBAK KABUPATEN SUMBA BARAT - NTT
Abstract
Malaria adalah salah satu penyakit infeksi yang akut maupun kronik,
disebabkan oleh protozoa yang hidup intrasel yang berasal dari genus Plasmodium
dengan gejala klinis ditandai dengan demam, splenomegali, anemia dan ikterus.
Penyakit malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles, yang biasanya
menggigit menjelang sore dan pada malam hari. Penyakit malaria dapat dicegah
penularannya dengan cara menghindari gigitan nyamuk Anopheles. Berbagai cara
dapat dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk, diantaranya adalah dengan tidur
menggunakan kelambu berinsektisida, menggunakan kasa pelindung nyamuk pada
jendela dan ventilasi rumah, menggunakan repellant atau obat nyamuk pada saat
tidur, menghindari kegiatan di luar rumah pada malam hari dan menghindari
menggunakan pakaian berwarna gelap dimalam hari. Pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap penyakit malaria adalah aspek yang penting dalam pencegahan
penularan malaria. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan dan sikap
terhadap penyakit malaria serta besar persentase sediaan darah positif pada
masyarakat perumahan adat di Kecamatan Kota Waikabubak Kabupaten Sumba
Barat-NTT. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
dalam upaya pemberantasan malaria mulai dari pencegahan sampai pada pengobatan
penderita malaria baik yang simptomatik maupun yang asimptomatik.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian secara cross sectional yang
dilaksanakan dalam dua tahap. Pada penelitian tahap yang pertama ditujukan untuk
mendapat informasi tentang pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap penyakit
viii
malaria. Penelitian ini menggunakan alat ukur adalah jawaban pertanyaan kuisioner
dan wawancara. Pengetahuan dan sikap masyarakat mencakupi : mengenali gejala
awal penyakit malaria, frekuensi menderita malaria dalam 2 tahun terakhir, tindakan
dan upaya yang dilakukan jika menderita malaria, kepemilikan kelambu,
pengetahuan tentang penyebab penyakit malaria, cara mencegah penularan dan
gigitan nyamuk, cara mengetahui diagnosis pasti malaria, dan pilihan terapi.
Penelitian tahap yang kedua bertujuan untuk mengetahui jumlah atau
persentase masyarakat dengan sediaan darah positif. Sampel yang digunakan adalah
masyarakat yang memenuhi kriteria inklusi pada metode penelitian. Pemeriksaan
sampel darah menggunakan hapusan darah dengan pengecatan giemsa, dan diamati
di bawah mikroskop untuk menentukan sediaan darah mengandung Plasmodium atau
tidak, dengan kata lain sediaan darah positif jika mengandung Plasmodium dan
negatif jika tidak ditemukan Palsmodium. Penelitian tahap kedua dilanjutkan dengan
mengidentifikasi spesies Plasmodium yang ditemukan pada sediaan darah positf.
Hasil penelitian tahap pertama dengan total 35 responden, menunjukkan
hanya 34,3% atau 12 responden yang mengenali gejala awal malaria, 82,8% atau 29
responden mempunyai frekuensi 3/>3 kali menderita malaria dalam 2 tahun terakhir,
tindakan yang paling sering dilakukan jika menderita malaria adalah berobat ke
Puskesmas, Bidan, Mantri, POD. Hanya 22,9% atau 8 responden yang memiliki
kelambu, 45,7% atau 16 responden yang mengetahui penyebab penyakit malaria
melalui gigtan nyamuk. Cara mencegah penularan dan gigitan nyamuk yang paling
banyak digunakan adalah menjaga kebersihan lingkungan, dan plihan terapi yang
paling banyak digunakan adalah minum obat yang berasal dari resep dokter. Hasil
pemeriksaan sampel darah dengan total sampel 15% dari total populasi, yaitu
sebanyak 27 orang ditemukan 44,4% atau 12 orang positif mengandung Plasmodium
dalam sediaan darahnya. Setelah diidentifikasi, semua sediaan darah positif
mengandung Plasmodium vivax.
Pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai gejala, upaya pencegahan,
prosedur diagnosis, dan cara penanganan malaria menyebabkan rendahnya upaya
ix
masyarakat mencegah penularan penyakit malaria. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya masyarakat yang belum mengetahui penyebab malaria adalah karena
gigitan nyamuk Anopheles, dan masih banyaknya aktivitas masyarakat yang
beresiko tinggi untuk penularan malaria, seperti beraktivitas di luar rumah pada
malam hari, tidak menggunakan kelambu atau obat nyamuk ketika tidur,
menggunakan pakaian yang berwarna gelap untuk beraktivitas dimalam hari. Hal lain
yang berkaitan dengan sikap masyarakat sikap masyarakat terhadap penyakit malaria
adalah belum semua masyarakat mengetahui bahwa sarana diagnosis utama penyakit
malaria adalah pemeriksaan sampel darah untuk menemukan parasit malaria (
Plasmodium ), dan masih banyaknya masyarakat yang mminum obat Anti Malaria
tanpa resep dokter yang beresiko meningkatkan resistensi parasit malaria terhadap
obat Anti Malaria.
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan adalah perlu
dilakukan penyuluhan atau suatu kegiatan pembelajaran bagi masyarakat mulai dari
penyebab, faktor resiko, cara pencegahan, dan hal lain yang berkaitan dengan upaya
pemberantasan malaria. Bagi pemerintah, dalam hal ini dinas kesehatan perlu lebih
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama dalam pengadaan sarana
seperti laboraturium malaria yang meneliti penyakit ini di daerah endemis,
mengupayakan kerjasama dengan pihak terkait untuk pengadaan kelambu
berinsektisida secara gratis bagi masyarakat yang tidak mampu untuk membelinya.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]