KONVERSI ABU LAYANG BATUBARA (FLY ASH) MENJADI ADSORBEN PEWARNA TEKSTIL
Abstract
Penggunaan batubara sebagai sumber energi nasional dari tahun ke tahun
semakin meningkat. Peningkatan penggunaan batubara akan memberikan dampak
limbah yang berupa abu layang batubara (fly ash) sekitar 90% dan abu dasar
(bottom ash) sekitar 10%. Limbah pembakaran batubara yang berupa abu (ash)
apabila tidak dimanfaatkan akan menimbulkan permasalahan. Penelitian ini
memanfaatkan limbah pembakaran batubara yang berupa abu layang batubara
menjadi adsorben pewarna tekstil. Pembuatan adsorben dilakukan dengan cara
mengkonversi abu layang batubara menjadi material baru sehingga aktivitas adsorben
meningkat. Aktivitas adsorben diuji dengan cara adsorpsi terhadap limbah pewarna
tekstil, dalam hal ini zat warna yang digunakan jenis Red MX-8B. Limbah industri
tekstil biasanya berwarna, sehingga pengolahan limbah dapat dilakukan dengan cara
adsorpsi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik adsorben sintetis
hasil konversi dari abu layang batubara yang meliputi penentuan struktur kristal serta
luas permukaan adsorben dan mengetahui aktivitas adsorben sintetis berupa kapasitas
yang dimiliki oleh adsorben untuk mengadsorpsi limbah zat warna.
Konversi abu layang batubara dilakukan dengan cara merefluks abu layang
batubara menggunakan larutan NaOH dengan konsentrasi 4M, 7M dan 10M pada
temperatur 90
o
C selama 24 jam. Adsorben yang diperoleh kemudian dikarakterisasi
yang meliputi penentuan struktur kristal dan penentuan luas permukaan. Penentuan
struktur kristal menggunakan metode difraksi sinar-X sedangkan penentuan luas
permukaan menggunakan metode BET. Aktivitas adsorben dalam penelitian ini
adalah kapasitas yang dimiliki oleh adsorben untuk mengadsorpsi limbah zat warna.
Penentuan kapasitas adsorpsi dilakukan pada adsorben fly ash dan konversi dari
vii
fly ash (Fa-4M, Fa-7M dan Fa-10M) dengan variasi konsentrasi zat warna(10, 20,
30, 40 dan 50 ppm).
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi
konversi adsorben fly ash yang semula mempunyai struktur kristal amorf menjadi
material baru yaitu Zeolit ZK-14. Berdasarkan difraktogram dapat dilihat bahwa
terbentuknya material baru yaitu Zeolit ZK-14 intensitas terbesar berada pada
adsorben fly ash 7M (Fa-7M). Pada adsorben fly ash 4M (Fa-4M) struktur kristal
material baru terbentuk dan semakin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi
larutan NaOH yaitu pada konsentrasi 7M akan tetapi pada konsentrasi larutan NaOH
10M struktur kristal semakin rapuh sehingga intensitasnya menurun. Karakterisasi
yang berupa luas permukaan spesifik dari adsorben Fa-4M lebih tinggi dibandingkan
dengan adsorben yang lain yaitu sebesar 37,1924 m
viii
2
/g hal tersebut dikarenakan pada
adsorben Fa-4M telah terjadi pembukaan pori-pori adsorben yang semula tertutup
oleh pengotor. Berdasarkan uji analisis menggunakan analisis varian diperoleh hasil
bahwa kapasitas adsorpsi dari berbagai adsorben tidak berbeda secara signifikan.