IDENTIFIKASI RESIDU KRITIS UNTUK KATALISIS PADA β ββ β-LAKTAMASE KELAS C SECARA IN SILICO
Abstract
Antibiotik β–Laktam merupakan agen antibakteri yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia, diantaranya penisilin dan cephalosporin. Mekanisme resistansi
bakterial yang biasa terjadi pada antibiotik ini adalah produksi enzim β–Laktamase
(Ghuysen 1991) yang menghidrolisis ikatan β–Laktam dan menyebabkan β–Laktam
menjadi non-aktif. Karena hal tersebut dibutuhkan suatu cara untuk menghambat
proses terhidrolisisnya
β–Laktam, sehingga β–Laktamase pada suatu tingkatan
molekular menarik untuk di kaji. Untuk mengidentifikasi residu β–Laktamase Shalom
pada penelitiannya menggunakan metode kombinatorial, dengan membaca sekilas
mutagenesis pada 122 posisi di dalam dan disekitar sisi aktif β–Laktamase
Enterobacter cloacae P99, yang disaring dari sekitar 1000 varian P99 dalam suatu
High-throughput in vivo, yang diuji kadar logam dan sequenced dengan 96-capillary
electrophoresis (Shalom D. Goldberg et al. 2003). Salah satu strategi dalam
identifikasi residu yang penting pada
β–Laktamase Enterobacter cloacae P99 dapat
dilakukan dengan memodifikasi
β–Laktamase kelas C secara in silico (simulasi
komputer).
Modifikasi β–Laktamase dilakukan secara in silico dengan program
Modeller 6.2 dan untuk mengetahui efek modifikasi terhadap sensitifitas dan
kespesifikannya digunakan program AutoDock 3.0.5. Senyawa substrat dalam
penelitian ini yaitu Ampisilin dan inhibitor yang digunakan dalam penelitian ini ada
dua jenis, yaitu senyawa Amoxillin, dan Cephradine. Dari 11 residu signifikan hasil
vii
penelitian Shalom, hanya 7 residu yang menunjukan efek signifikan pada percobaan
ini, diantaranya G61, S64, K67, Q120, Y150, N152 dan K315. Ada 2 residu yang
sangat berpengaruh pada katalisis β–Latamase yaitu residu S64 dan Y150, dimana
S64 merupaka sisi aktif serin dan Y150 sebagai dasar asilasi dan deasilasi pada
katalisis
β–Latamase. Pengaruh 2 residu tersebut tidak dijelaskan pada penelitian
Shalom.