Hubungan Antara Derajat Visus Natural Dengan Derajat Kelainan Miopia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember
Abstract
Mata adalah salah satu indera paling penting bagi manusia. Kelainan pada
mata tentu saja sangat mengganggu aktifitas hidup sehari-hari. Akan tetapi
seringkali gangguan dini pada mata anak luput dari pengamatan orangtua.
Kelainan mata yang bisa menyebabkan anak membutuhkan kacamata ini
umumnya disebabkan karena kelainan refraksi. Kelainan refraksi yang paling
banyak diderita oleh anak-anak dan orang dewasa adalah kelainan miopia. Miopia
adalah suatu keadaan di mana mata mampu melihat obyek yang dekat, tetapi
kabur bila melihat obyek-obyek yang letaknya jauh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara derajat visus
natural dengan derajat kelainan miopia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Jember. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2007 di Poli Mata
RSUD dr. Soebandi Jember. Sampel terdiri atas 50 orang mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Jember yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi.
Variabel yang diukur yaitu derajat visus natural dan derajat miopia. Untuk
mengetahui hubungan antara derajat visus natural dengan derajat kelainan miopia
pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember dilakukan uji korelasi
Pearson. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara derajat visus natural
dengan derajat kelainan miopia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Jember (p < 0.05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan
antara derajat visus natural dengan derajat kelainan miopia pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Dari semua populasi yang berjumlah
229 orang, 40.6% mahasiswa yang miopia, 22.3% astigmatismus, 0.45%
hipermetropia, dan 36.7% mahasiswa emetropia. Dari 50 responden didapatkan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember yang mengalami miopia
ringan sebanyak 48%, miopia sedang sebanyak 34%, dan miopia berat yaitu
sebanyak 18%. Berdasarkan kriteria buta menurut WHO, dari 50 respoden yang
diteliti didapatkan yang mengalami rabun yaitu sebanyak 37 responden.
Sedangkan yang mengalami buta yaitu sebanyak 8 responden yang masih dapat
dikoreksi dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]