dc.description.abstract | Maloklusi adalah oklusi yang menyimpang dari normal, di Indonesia cenderung
didapatkan prevalensi maloklusi yang meningkat berkisar 70,29% - 99,89%.
Perkembangan teknologi serta kesadaran masyarakat dan kehidupan sosial ekonomi,
mempunyai dampak baik positif maupun negatif terhadap pelayanan kesehatan gigi di
bidang ortodonsi khususnya pemakaian fixed orthodontic. Kekurangan utama dari fixed
orthodontic terpusat pada masalah keshatan rongga mulut. Alat ini dicekatkan pada gigigigi
sehingga
sulit
dibersihkan.
Dalam
hal
ini
saliva
memegang
peranan
penting
terhadap
kebersihan
rongga mulut. pH merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
pencegahan karies gigi, demineralisasi gigi, kelainan periodontal, dan penyakit lain dari
rongga mulut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan kadar pH
saliva sebelum dan setelah pemakaian fixed orthodontic selama 24 jam dan 7 hari.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jembe dengan mengambil 20 subyek penelitian yang diambil salivanya dan dilanjutkan
dengan pengukuran pH saliva. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas kemudian dilanjutkan dengan uji Independent t-test
dengan derajat kemaknaan 95% (p<0,05). Hasil penelitian mnunjukkan adanya perbadaan
yang signifikan pada pH saliva sebelum dan sesudah pemakaian 24 jam fixed
orthodontic, sedangkan pada pH sebelum pemakaian dan sesudah pemakaian 7 hari tidak
terjadi perbedaan. Namun pH sesudah pemakaian selama 24 jam dan 7 hari juga tidak
terdapat perbedaan.Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah
terdapat
peningkatan pH saliva setelah 24 jam pemakaian fixed orthodontic, sedangkan setelah
pemakaian 7 hari terjadi penurunan nilai pH, namun perubahan ini masih dalam
rentang nilai yang normal. | en_US |