PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG KEMERDEKAAN INDONESIA
Abstract
Kondisi masyarakat Indonesia yang mengalami keterbelakangan akibat
koloialisme dan imperialisme yang dilakukan oleh bangsa asing mendorong para
pemuda golongan intelektual untuk membebaskan bangsanya dari cengkeraman
penjajahan. Salah satu tokoh tersebut adalah Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka.
Banyak gagasan-gagasan yang dilontarkan Tan Malaka tentang perjuangan untuk
mencapai kemerdekaan yang sepenuhnya. Gagasan-gagasan tersebut dapat menarik
perhatian berbagai golongan dengan selogannya Merdeka 100%. Walaupun Tan
Malaka mendapatkan gelar pahlawan nasional, namun kebanyakan orang tidak
mengetahui bahkan tidak mengakui perjuangan Tan Malaka. Permasalahan dalam
penelitian ini diantaranya: 1) bagaimana pemikiran Tan Malaka mengenai
kemerdekaan Indonesia; 2) faktor-faktor apa sajakah yang turut mempengaruhi
pemikiran Tan Malaka tentang kemerdekaan Indonesia; 3) bagaimana usaha-usaha
Tan Malaka dalam merealisasikan gagsan atau pemikirannya tentang kemerdekaan
Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengkaji mengkaji pemikiran Tan Malaka
mengenai kemerdekaan Indonesia; 2) mengkaji faktor-faktor yang turut
mempengaruhi pemikiran Tan Malaka tentang kemerdekaan Indonesia; 3) mengkaji
usaha-usaha Tan Malaka dalam merealisasikan gagsan atau pemikirannya tentang
kemerdekaan Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian
Sejarah dengan melalui 4 tahapan atau langkah yaitu 1) heuristik; 2) kritik; 3)
Interpretasi; 4) historiografi. Analisa data yang digunakkan dalam penelitian ini
adalah deskriptif analitis dengan pendekatan sosiologi pengetahuan.
vii
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa menurut Tan Malaka
suatu kemerdekaan yang dicapai adalah merdeka 100% atau merdeka sepenuhnya di
berbagai aspek. Jadi dengan adanya proklamasi 17 Agustus 1945 berarti Indonesia
sudah merupakan Negara yang merdeka dan berhak mengatur kehidupannya sendiri
tanpa adanya campur tangan negara asing. Gagasan-gagasan Tan Malaka ini dalam
prakteknya bersinggungan dengan pemerintah. Tan Malaka melihat perundinganperundingan
yang
dilakukan
seperti
Linggarjati
dan
Renville
merupakan
suatu
bentuk
penghianatan
terhadap
Proklamasi
17
Agustus
1945,
sebab
dari
perundingan
tersebut
tidak
hanya wilayah namun juga dalam hal perekonomian kekuasaan bangsa
Indonesia banyak yang diambil alih oleh bangsa asing.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Kemerdekaan bagi Tan Malaka
merupakan suatu cita-cita persatuan. Tan Malaka mendudukkan kemerdekaan
Indonesia jauh daripada keperluannya memproragandakan Marxistme. Gagasannya
tentang kemerdekaan Indonesia ini merupakan hasil sintesa dari Marxistme dalam
konteks keindonesiaan dengan ajaran modernisme Islam serta budaya Minangkabau
menjadikan dirinya seorang kiri nasionalis, jika dilihat dari komitmennya dalam
pembebasan bangsa Indonesia dari tangan penjajah