Studi Kegiatan PipaInput Terhadap Ketinggian Air yang Dihasilkan pada Pompa Hidram
Abstract
Air merupakan salah satu kebutuhan mutlak bagi kelangsungan kehidupan,
tanpa air sebagian aktivitas yang ada di dunia ini akan terhambat. Bagi daerah-daerah
yang dekat dengan sumber mata air atau daerah yang berada di bawah mata air,
kebutuhan akan air tidak menjadi masalah. Bagi daerah yang tanahnya lebih tinggi
dari sumber air akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air secara
kontinu. Untuk mengatasi hal ini, maka timbul pemikiran untuk menciptakan pompa
air tanpa menggunakan bahan bakar. Hal ini dapat dipenuhi dengan menggunakan
pompa hidram. Pompa hidram bekerja dengan menggunakan tenaga air itu sendiri,
yaitu efek water hammer yang terjadi karena ada perbedaan ketinggian. Pompa
hidram yang ada saat ini memiliki karakteristik yang bermacam-macam, ada yang
berukuran 1,25 inci; 1,5 inci; 2,00 inci; 2,50 inci; 3,00 inci; dan 4,00 inci. Untuk
ukuran pompa 1,5 inci, bagaimana caranya untuk mendapatkan keluaran yang
maksimal. Peneliti berusaha meneliti untuk mendapatkan keluaran yang optimum
dengan merubah ketinggian pipa input.
Permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh ketinggian pipa
input terhadap ketinggian air yang dihasilkan pada pompa hidram dan pada
ketinggian pipa input berapakah dapat dihasilkan ketinggian output yang optimum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketinggian pipa input
terhadap ketinggian air yang dihasilkan pada pompa hidram dan mengetahui
ketinggian pipa input yang dapat menghasilkan ketinggian output yang optimum.
Penelitian ini dilaksanakan di PTPN XII Gondang Petung Tulis Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember, pada bulan April 2009. Karakteristik pompa yang Please purchase 'e-PDF Converter and Creator' on http://www.e-pdfconverter.com to remove this message.Trial version of e-PDF Document Converter v2.1
digunakan adalah pompa hidram berukuran 1,5 inci, ukuran kompresor dengan tinggi
40 cm dan diameter 3 inci, input air dengan debit pemasukan yang tetap yaitu
24.58±0.1590 liter/menit, ukuran diameter pipa input 1,5 inci dan ukuran diameter
pipa output 0,5 inci. Alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran adalah tandon
air, pipa input berdiameter 1,5 inci dengan panjang 21 m, pompa hidram berukuran
1,5 inci dengan tinggi kompresor 40 cm dan diameter kompresor 3 inci, pipa output
dengan diameter 0,5 inci yang panjangnya disesuaikan dengan ketinggian air
keluaran, stopwatch, klinometer, ember bervolume 12 liter, meteran dan meja.
Pengukuran meliputi pengukuran sudut elevasi (θ) pada klinometer untuk
menghitung ketinggian air yang dihasilkan pada pompa hidram (h
) dengan
mengubah-ubah ketinggian pipa input (h
). Ketinggian pipa input yang digunakan
adalah 1 m; 1,5 m; 2 m; 2,5 m dan 3 m. Data yang diperoleh diolah dengan
menggunakan rumus product-moment dan garis regresi yang selanjutnya diolah
dengan program Exel untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi, bentuk grafik dan
persamaan garis regresinya.. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai koefisien
korelasinya (r
xy
1
) dan persamaan garis regresinya. Hasil pengolahan didapatkan nilai
koefisien korelasinya 0,987 dan persamaan regresinya yaitu
.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian adalah ketinggian pipa input berpengaruh
terhadap ketinggian air yang dihasilkan pada pompa hidram dengan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,987. Hal ini menunjukkan bahwa ketinggian pipa input
berpengaruh terhadap ketinggian air yang dihasilkan pada pompa hidram dengan
hubungan yang tinggi. Untuk pompa hidram berukuran 1,5 inci, ukuran kompresor
dengan tinggi 40 cm dengan diameter 3 inci, input air dengan debit tetap yaitu
24.58±0.1590 liter/menit, ukuran diameter pipa input 1,5 inci dan ukuran diameter
pipa output 0,5 inci didapatkan bahwa pada ketinggian pipa input 3 meter dihasilkan
ketinggian air yang optimum dengan daya angkat setinggi 17,03 meter dari
sumbernya.