UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK N-HEKSANA BUAH MENGKUDU MATANG (Morinda citrifolia L.) TERHADAP Microsporum audouinii DENGAN METODE GORES SILANG
Abstract
Pemanfaatan tumbuhan untuk pengobatan terus digalakkan, beberapa bahan
alam telah dibuktikan berkhasiat sebagai antijamur, antara lain: golongan quinon,
flavonoid, tanin, terpenoid, dan golongan polipeptida. Obat antijamur yang berasal
dari bahan alam dapat mengurangi masalah efek samping dan resistensi yang
ditimbulkan oleh obat-obat antijamur modern. Salah satu tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat antijamur adalah Morinda citrifolia L., yang dikenal
dengan nama mengkudu. Buah mengkudu mengandung asam ursolat (triterpenoid)
dan asam kaprilat yang berfungsi sebagai antijamur.
Microsporum audouinii merupakan salah satu jamur dermatofita. M. audouinii
merupakan penyebab utama tinea kapitis dan bersifat anthropofilik. Infeksi
M. audouinii menyebabkan rasa gatal, rambut tidak mengkilat lagi, patah di atas
permukaan kulit, dan alopesia yang bersisik tanpa peradangan pada kulit kepala dan
kulit terutama pada anak-anak.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak
n-heksana buah mengkudu matang terhadap M. audouinii menggunakan metode
gores silang. Aseton digunakan sebagai pelarut dan asam salisilat 7,5% b/v digunakan
sebagai kontrol positif. Konsentrasi larutan uji yang digunakan adalah 2,5% b/v;
5% b/v; 7,5% b/v, 10% b/v; dan 12,5% b/v. Larutan uji dikatakan mempunyai
aktivitas jika jamur yang digores tidak tumbuh dekat kertas saring yang mengandung larutan tersebut. Data hasil replikasi yang diperoleh, diuji dengan Q test untuk
menentukan data yang akan dibuang. Data kemudian dianalisis dengan uji ANOVA
satu arah dengan
α = 0,05. Jika melalui uji dengan ANOVA didapatkan hasil yang
berbeda secara signifikan, maka analisis dilanjutkan dengan uji LSD.
Pada penelitian didapatkan hasil zona hambat pada tiap konsentrasi ekstrak
n-heksana buah mengkudu matang (M. citrifolia L.) konsentrasi 2,5% b/v; 5% b/v;
7,5% b/v; 10% b/v; dan 12,5% b/v berturut-turut yaitu: 2,53 mm; 4,16 mm; 4,42 mm;
4,53 mm; dan 5,34 mm. Kontrol positif yang digunakan adalah asam salisilat
7,5% b/v dengan rata-rata zona hambat 4,43 mm. Pada kontrol negatif tidak terdapat
aktivitas antijamur terhadap M. audouinii.
Hasil analisis dengan ANOVA menunjukkan nilai F hitung = 1213,762 dan
F tabel = 2,53. Karena nilai F hitung > nilai F tabel maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat perbedaan yang sigifikan pada zona hambat antarkelompok uji.
Analisis dilanjutkan dengan uji LSD, dari hasil uji LSD diketahui terdapat perbedaan
yang bermakna antarlarutan uji (ekstrak) 2,5% b/v; 5% b/v; 7,5% b/v; 10% b/v;
12,5% b/v dan antara larutan uji 2,5% b/v; 5% b/v; 10% b/v; 12,5% b/v dengan
kontrol positif. Sedangkan pada ekstrak 7,5% b/v tidak terdapat perbedaan yang
bermakna dengan kontrol positif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak
n-heksana buah mengkudu matang (M. citrifolia L.) maka zona hambat terhadap
jamur M. audouinii semakin besar.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang senyawa aktif dalam ekstrak n-heksana buah mengkudu matang
(M. citrifolia L.) yang beraktivitas sebagai antijamur.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]