dc.contributor.author | Putu Wija Widoarin Yoenaningsih | |
dc.date.accessioned | 2014-01-19T16:38:32Z | |
dc.date.available | 2014-01-19T16:38:32Z | |
dc.date.issued | 2014-01-19 | |
dc.identifier.nim | NIM072310101042 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17565 | |
dc.description.abstract | Nyeri menstruasi didefinisikan sebagai kram menstruasi yang
menyakitkan tanpa adanya bukti patologi yang nyata. Nyeri menstruasi
terkarakterisasi oleh kram menstruasi yang spasmodik dan berfluktuasi, kadangkadang
disebut juga dengan nyeri yang mirip dengan saat melahirkan dan
berlangsung selama 2–3 hari. Remaja perempuan hampir selalu merasakan nyeri
menstruasi dan ketidaknyamanan yang berhubungan dengan nyeri menstruasi
tanpa melakukan upaya apapun karena kurangnya pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurangi
nyeri menstruasi adalah teknik effleurage. Teknik effleurage adalah sebuah
stimulasi kutaneus dengan usapan lembut dan mengalir. Teknik effleurage
memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat menghilangkan ketegangan dan
mengembalikan energi, mudah dan murah untuk dilakukan.
Tujuan penelitian adalah mengetahui adanya perbedaan tingkat nyeri
menstruasi dengan pemberian teknik effleurage. Penelitian ini merupakan
penelitian pra eksperimen dengan menggunakan rancangan one group pretest
posttest. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Jember dengan populasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah siswi SMP Negeri 1 Jember yang mengalami
nyeri menstruasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
non probability sampling dengan cara pengambilan menggunakan quota
sampling. Total responden yang digunakan sebanyak 17 siswi. Pengukuran data
dilakukan dengan menggunakan Numeric Rating Scale. Data yang didapatkan
kemudian dianalisa menggunakan wilcoxon sign rank test. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum pemberian effleurage
seluruh responden penelitian mengalami nyeri menstruasi dengan kategori nyeri
berat sebesar 11,8% (2 orang), kategori nyeri sedang sebesar 52,9% (9 orang) dan
kategori nyeri ringan sebesar 35,3% (6 orang) sedangkan setelah pemberian
effleurage semua siswi yang menjadi responden penelitian mengalami nyeri
menstruasi dengan kategori nyeri ringan sebesar 100% (17 orang).
Perhitungan uji statistik dengan wilcoxon sign rank test mendapatkan nilai
p = 0,002 yang berarti H
ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang sangat bermakna pada tingkat nyeri menstruasi dengan pemberian
teknik effleurage. Saran yang dapat diberikan adalah anggota PMR dapat
membantu siswi yang sedang mengalami nyeri menstruasi di sekolah dengan
memberikan teknik effleurage. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 072310101042; | |
dc.subject | Pemberian Teknik Effleurage pada Siswi SMP | en_US |
dc.title | PERBEDAAN TINGKAT NYERI MENSTRUASI DENGAN PEMBERIAN TEKNIK EFFLEURAGE PADA SISWI SMP NEGERI 1 JEMBER | en_US |
dc.type | Other | en_US |