Show simple item record

dc.contributor.authorPutut Rismawan
dc.date.accessioned2014-01-19T16:33:57Z
dc.date.available2014-01-19T16:33:57Z
dc.date.issued2014-01-19
dc.identifier.nimNIM050910302200
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17563
dc.description.abstractMusik metal underground memberikan warna tersendiri bagi gerakan subkultur yang menolak “kemapanan”, terutama trend musik yang berkembang di masyarakat. Di Jember, hal itu tampak dari keberadaan komunitas Jember Metal Heads (JMH) dan Jember Death Grind (JDG) sebagai komunitas musik metal underground yang konsisten dengan idealisme bermusiknya tanpa terpengaruh oleh trend. Ditengah dominasi musik pop mainstream yang menjadi selera umum masyarakat, para metalhead (sebutan untuk musisi metal underground) masih tetap bertahan pada jenis musiknya, terlepas apakah orang lain menyukainya atau tidak, mereka tidak peduli, meskipun sebenarnya mereka juga berharap bahwa suatu saat nanti masyarakat bisa menerima musik mereka. Keberadaan mereka (metalhead) dan komunitas metal underground pada umumnya di tengah-tengah masyarakat hampir tidak banyak diketahui oleh khalayak, namun yang tidak banyak diketahui oleh banyak orang adalah bahwa band-band metal underground bagaikan artis di “dunianya”, yaitu komunitas metal underground. Banyak hal yang bisa digali dari keberadaan komunitas metal underground tersebut terkait dengan idealisme yang menjadi mindset para metalhead untuk tetap bertahan pada jalur musik metal underground. Sehingga pertanyaan yang muncul kemudian adalah apa makna musik metal underground bagi metalhead? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan makna musik metal underground bagi metalhead. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan teknik snowball sampling dan purposive sampling. Teknik snowball sampling digunakan untuk menentukan informan pokok. Sedangkan purposive sampling digunakan untuk menentukan informan tambahan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis dengan menggelar data, reduksi data (pemilahan data), pemeriksaan keabsahan data (Trianggulasi), sehingga didapat pemaparan deskriptif dan memudahkan penulis mengambil kesimpulan. Dalam perspektif subkultur, fenomena musik metal underground merupakan bagian dari kultur/budaya tandingan dari komunitas/musisi metal underground (metalhead) untuk membedakan dirinya dengan musik-musik mainstream yang menjadi selera umum masyarakat. Musik yang terkesan nyleneh tersebut seakan merupakan identitas bagi mereka (metalhead) untuk mengukuhkan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Para metalhead mempunyai cara tersendiri dalam berkarya dan menuangkan ide-ide kreatif mereka dalam bermusik, diantaranya adalah indie label (sistem rekaman dan distribusi hasil karya yang dilakukan secara mandiri) dan keberanian serta kepekaan mereka (metalhead) terhadap realitas yang mereka tuangkan kedalam lirik-lirik lagu. Upaya para metalhead untuk tetap bisa berkarya dan berekspresi seringkali menemui kendala yang disebabkan oleh sikap dari sebagian besar masyarakat yang terkesan diskriminatif. Para metalhead hampir tidak mempunyai akses untuk bisa tampil di event-event/pementasan musik pada umumnya karena sikap diskriminasi dari pihak panitia yang menganggap musik metal underground kurang menghibur dan tidak mempunyai nilai komersil. Menyikapi perlakuan diskriminatif terhadap musik metal underground, maka seringkali para metalhead menggelar event (pementasan) musik secara mandiri yang diperuntukkan khusus bagi band-band metal underground. Di event inilah musisimusisi metal underground bisa dengan bebas berekspresi ditengah sulitnya akses untuk tampil di event-event musik umum (non-underground). Event musik metal underground juga bukan sekedar event musik biasa yang hanya bertujuan sebagai sarana hiburan, namun juga sebagai manifestasi dari sikap solidaritas dan kebersamaan diantara sesama metalhead. Terbukti dari hampir semua dana yang dibutuhkan untuk menggelar event berasal dari mereka sendiri tanpa terlalu mengandalkan bantuan dari sponsor. Sikap kemandirian itulah yang oleh mereka (metalhead) disebut sebagai Do it Yourself (DIY) atau “Lakukan sendiri” yang merupakan etika umum di kalangan komunitas underground. Ada beberapa hal/aspek yang mendasari pemaknaan para metalhead terhadap musik metal underground sehingga mereka mampu bertahan di tengah kepungan musik-musik pop komersil yang menjadi konsumsi sebagian besar masyarakat, diantaranya yaitu kebanggaan diri, kepuasan bermusik, dan kebebasan berekspresi. Ketiga hal itulah yang membuat mereka (metalhead) tetap konsisten berada di jalur musik metal underground tanpa terpengaruh oleh musik-musik lainnya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries050910302200;
dc.subjectMakna Musik Metal Underground Bagi Metalheaden_US
dc.titleMAKNA MUSIK METAL UNDERGROUND BAGI METALHEAD (Studi Deskriptif terhadap Band-band Metal Underground di Kabupaten Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record