ANALISIS VALID DOSE PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN KEJADIAN DIFTERI
Abstract
Penyelenggaraan imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang
terbukti paling cost effective. Melalui upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar
telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari cacar sejak tahun 1974 oleh
WHO. Program imunisasi digunakan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian
dan kecacatan bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti
penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetatus, Hepatitis B, Polio dan Campak. Difteri
masih menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di Indonesia khususnya di Jawa
Timur. Tujuan pelaksanaan imunisasi bayi sesuai dengan Kepmenkes RI No.
1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi
adalah mencegah, melindungi, dan menurunkan bayi terhadap kesakitan, kecacatan
bahkan kematian terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
tersebut, penulis ingin mengetahui gambaran valid vose pemberian imunisasi DPT
dan kejadian difteri di Kabupaten Jember tahun 2008-2011.
Penelitian ini merupakan penelitian studi ekologi dengan tujuan utama untuk
menganalisis valid dose pemberian imunisasi DPT dan kejadian difteri di Kabupaten
Jember tahun 2008-2011. Unit analisis pada penelitian ini adalah Desa atau
Kelurahan, Puskesmas, dan Kabupaten. Teknik pengambilan Data menggunakan
dokumentasi. Sumber Data yang digunakan menggunakan data sekunder. Data yang
telah dikumpulkan selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis secara deskriptif
tanpa melakukan uji.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat diketahui
bahwa valid dose pemberian imunisasi DPT 1, DPT 2, dan DPT 3 dengan kejadian
difteri pada tingkat analisis Desa dan Puskesmas peneliti masih belum bisa membaca
pola. Sedangkan pada tingkat Kabupaten rata-rata valid dose pemberian imunisasi
DPT 1, DPT 2, DPT 3 dari tahun 2008 sebesar 66,4% dan meningkat pada tahun
2009 sebesar 75,3% dan pada tahun 2010 sebesar 75,4%, sedangkan pada tahun 2011
terjadi penurunan rata-rata sebesar 36,9%. Hal ini juga seiring dengan penemuan
kasus yang terjadi pada tahun 2008 sebanyak 2 kasus, tahun 2009 sebanyak 2 kasus,
tahun 2010 sebanyak 6 kasus dan pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebanyak 24
kasus. Berdasarkan hal tersebut peneliti sudah dapat mengetahui pola tingkat
Kabupaten di mana rata-rata valid dose pemberian imunisasi DPT 1, DPT 2, dan DPT
3 dari tahun 2008-2011 mengalami penurunan, dengan kasus difteri dari tahun 20082011
mengalami
peningkatan
kasus.
Saran yang dapat diberikan mengingat petugas pelaksana imunisasi
merupakan unsur yang sangat penting, maka dalam pemberian imunisasi tidak hanya
menyuntikkan atau meneteskan saja pada semua sasaran sehingga terimunisasi
lengkap tetapi juga harus memperhatikan jadwal dan interval minimal setiap individu
apakah sudah terpenuhi atau belum agar dapat membentuk kekebalan yang maksimal
terhadap kejadian PD3I.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]