PENGARUH MADU LEBAH (Apis mellifera) TERHADAP JUMLAH SEL DARAH PUTIH PADA RADANG LUKA GORES PADA MENCIT (Mus musculus) BALB-C JANTAN
Abstract
Berbagai macam obat pernah dicoba dan digunakan secara lokal maupun
sistemik pada luka (radang). Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah
penggunaan madu. Madu adalah salah satu obat tertua yang sampai sekarang masih
digunakan dalam pengobatan tradisional, khususnya untuk mengobati luka. Madu
sering digunakan sebagai wound dressing pada luka terbuka (vulnus apertum) sejak
ribuan tahun yang lalu dan telah terbukti tidak menimbulkan efek samping ataupun
kerugian lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian, pengaruh
perbedaan konsentrasi madu lebah (Apis mellifera) terhadap jumlah sel darah putih
pada radang luka gores pada mencit (Mus musculus) BALB-C jantan. Serta
mengetahui konsentrasi madu lebah (Apis mellifera) yang paling berpengaruh
terhadap jumlah sel darah putih pada radang luka gores pada mencit (Mus musculus)
BALB-C jantan.
Penelitian ini menggunakan mencit (Mus muscullus) BALB-C jantan ± 25
gram, umur ± 2-3 bulan, dalam keadaan sehat, sejumlah 45 ekor, yang dibagi dalam
15 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari tiga ekor tikus. Dalam hal ini
terdapat lima perbedaan kelompok perlakuan. Perlakuan kontol yaitu kelompok
perlakuan yang hanya diberi aquadest sampai pada hari ke-1, hari ke-3, dan hari ke-5.
Perlakuan dengan menggunakan madu lebah (Apis mellifera) dengan konsentrasi
100% sampai pada hari ke-1, hari ke-3, dan hari ke-5. Perlakuan dengan
menggunakan madu lebah (Apis mellifera) dengan konsentrasi 75% sampai pada hari
ke-1, hari ke-3, dan hari ke-5. Perlakuan dengan menggunakan madu lebah (Apis
mellifera) dengan konsentrasi 50% sampai pada hari ke-1, hari ke-3, dan hari ke-5.
Perlakuan dengan menggunakan madu lebah (Apis mellifera) dengan konsentrasi
25% sampai pada hari ke-1, hari ke-3, dan hari ke-5.
Pengambilan jumlah sel darah putih pada hari ke-1, ke-3 dan ke-5 setelah
dilakukan perlukaan pada punggung mencit. Penghitungan dilakuan dengan
menggunakan mikroskop binokuler perbesaran 1000 kali. Penghitungan dilakukan
minimal dengan 100 sel leukosit. Menghitung leukosit di dalam kamar hitung dimulai
dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri.
Untuk hitung jenis leukosit dibuat hapusan darah terlebih dahulu dan dilihat alam
mikroskop. Kemudian dihitung dengan membuat kolom yang berisi 10 kolom.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pemberian madu lebah (Apis mellifera)
dapat menurunkan jumlah leukosit pada radang luka gores mencit (Mus musculus)
BALB-C jantan, hal ini dapat diketahui dari hasil analisis ANAVA dengan taraf
signifikansi p<0,001. Berdasarakan uji LSD (Least Significance Difference) 5%
terdapat pengaruh madu lebah yang sangat berbeda nyata terhadap jumlah leukosit
pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan konsentrasi madu lebah
50%. Pada uji regresi menunjukkan bahwa pengaruh perbedaan konsentrasi dan hari
tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah leukosit pada radang luka gores pada mencit
(Mus muscullus) BALB-C jantan.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian madu lebah (Apis
mellifera) mempengaruhi penurunan jumlah leukosit. Perbedaan konsentrasi madu
lebah (Apis mellifera) mempengaruhi penurunan jumlah leukosit pada mencit (Mus
musculus) BALB-C jantan. Dan dalam penelitian ini konsentrasi madu lebah (Apis
mellifera) 50% yang paling optimal berpengaruh terhadap penurunan jumlah sel
darah putih pada radang luka gores pada mencit (Mus musculus) BALB-C jantan.