Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol sarang Semut (Myrmecodia pendens) Terhadap Pertumbuhan Shigella dysenteriae Secara In Vitro
Abstract
RINGKASAN
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Sarang semut (Myrmecodia pendens) terhadap Pertumbuhan Shigella dysenteriae secara In Vitro; Mustika Ayu Fitriani 082010101054; 2011; 60 halaman; Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Indonesia memiliki biodiversitas tanaman terkaya di dunia, diantara spesies tanaman yang banyak tersebut sebagian besar telah diteliti berkhasiat sebagai obat. Salah satu tanaman asli Indonesia yang berkhasiat sebagai obat adalah sarang semut (Myrmecodia pendens). Tanaman sarang semut memiliki kandungan flavonoid, tanin, dan polifenol yang berkhasiat sebagai antibakteri. Kandungan flavonoid dalam sarang semut sebesar 0,25% dan kandungan tokoferol sebesar 0,03%. Shigella sp adalah kuman patogen usus yang dikenal sebagai agen penyebab
disentri basiler. Bentuk disentri basiller yang paling berat disebabkan oleh S.dysenteriae. Infeksi S.dysenteriae hampir selalu terbatas di saluran cerna jarang terjadi di aliran darah. Shigella menyebabkan mikroabses di dinding usus besar dan
ileum terminal, ulserasi superfisial, perdarahan dan pembentukan pseudomembran. Disentri basiler dapat menyebabkan kematian karena memiliki endotoksin dan eksotoksin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) adanya aktivitas
antibakteri ekstrak etanol sarang semut terhadap S. dysenteriae secara in vitro, (2) Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) ekstrak etanol sarang semut terhadap pertumbuhan S.dysenteriae. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah post test only control group design dan sampel yang digunakan adalah S.dysenteriae dengan pengulangan 4 kali. Konsentrasi larutan uji yang digunakan adalah ekstrak etanol sarang semut 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,13%, 1,56% dan 0,78%, kontrol
negatif adalah larutan NaCMC 0,5% dan kontrol positif adalah suspensi siprofloksasin. Data yang diperoleh adalah diameter zona hambat (daerah bening di sekitar sumuran) pada kuman yang tumbuh pada media Mueller Hinton. Pada
penelitian didapatkan rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan bakteri S.dysenteriae pada media Mueller Hinton tiap konsentrasi 0,78%; 1,56%; 3,12%; 6,25%; 12,5%; 25%; 50%; dan 100% berturut-turut yaitu 7,00 mm; 7,00 mm; 13,12
mm; 14,37 mm; 15,10mm; 18,37 mm; 20,50 mm; dan 22,87 mm. Data kemudian dianalisis dengan Uji Regresi Linier. Hasil analisis dengan uji regresi menunjukkan adanya pengaruh berbagai tingkat konsentrasi ekstrak etanol sarang semut terhadap
rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan S.dysenteriae. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol sarang semut mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan S.dysenteriae secara in vitro. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona hambat pada media Mueller Hinton. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol sarang semut maka daya hambat
terhadap pertumbuhan S.dysenteriae semakin besar. Selain itu, ekstrak etanol sarang semut memiliki Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) terhadap pertumbuhan S.dysenteriae secara kualitatif sebesar 3,12%, sedangkan secara kuantitatif menggunakan uji regresi didapatkan KHM sebesar 0,863%.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]