KORELASI ANTARA KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IX SEMESTER GASAL SMP NEGERI DI KECAMATAN GLENMORE TAHUN AJARAN 2008/2009
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi temuan-temuan di lapangan yang menunjukkan
bahwa hasil belajar matematika siswa SMP secara umum masih kurang memuaskan.
Hal ini karena pembelajaran matematika cenderung pasif dimana siswa kurang dilatih
menggunakan daya nalarnya, akibatnya terjadilah proses penghafalan konsep atau
prosedur, pemahaman konsep matematika rendah dan siswa tidak dapat
menggunakannya jika diberikan permasalahan yang lebih kompleks. Padahal
matematika merupakan mata pelajaran yang lebih menekankan penalaran
dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Sehingga dalam pembelajarannya siswa
harus dibiasakan menggunakan kemampuan bernalarnya, terutama kemampuan
penalaran formalnya. Untuk itu perlu dikembangkan kemampuan kognitif siswa yaitu
penalaran formal atau berpikir logis dan analitis sehingga diharapkan siswa tidak
sekedar hafal teori saja, tetapi juga mampu menerapkan dan bernalar tentang rumusan
teori tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan penalaran
formal dan hasil belajar matematika siswa dan untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antara tingkat kemampuan penalaran formal dengan hasil belajar
matematika pada siswa. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pertimbangan bagi sekolah khususnya guru dalam menentukan metode pembalajaran
yang digunakan.
Daerah penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah SMP Negeri di
Kecamatan Glenmore. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data guna
menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan metode tes, observasi, dan dokumentasi. Untuk manganalisis data pada permasalahan pertama digunakan
persentase, sedangkan untuk permasalahan kedua menggunakan Korelasi Kendal
Tau.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat kemampuan penalaran formal
siswa SMPN di Glenmore adalah 50,5% siswa masih pada tingkat konkrit, 34,4%
dalam tigkat transisi, 12,5% pada tingkat awal formal, dan 2,6% berada pada tingkat
formal. Temuan penelitian ini memunculkan dugaan bahwa untuk anak-anak SMPN
di Kecamatan Glenmore tingkat operasi formal dicapai pada umur yang lebih tinggi
daripada yang ditetapkan dalam teori Piaget. Selain itu diduga bahwa periodesasi
perkembangan intelektual anak menurut Piaget hanya berlaku untuk anak-anak yang
hidup pada lingkungan tertentu, artinya periodesasi teori perkembangan kognitif
Piaget menurut umur tidak berlaku untuk siswa SMPN di Kecamatan Glenmore.
Sedangkan hasil belajar matematika siswa adalah 50,5% masih dalam kategori sangat
kurang, 23,4% dalam kategori kurang, 19,3% dalam kategori cukup, dan 6,8% dalam
kategori baik. Penggunaan Korelasi Kendal Tau dan Koefisien Determinan
menunjukkan hubungan signifikan yang cukup kuat antara kemampuan penalaran
formal dengan hasil belajar matematika siswa. Kemampuan penalaran formal siswa
memberikan kontribusi terhadap hasil belajar matematika sebesar 25,5% dan sisanya
74,5% ditentukan oleh variabel lain.