dc.description.abstract | Efisiensi perbankan di Indonesia dilakukan karena beberapa alasan, antara
lain tuntutan perbankan internasional dalam menjalankan fungsi intermediasi
perbankan yang lebih optimal. Data Bank Indonesia menunjukkan margin bunga
bersih perbankan nasional Februari 2010 sebesar 5% sampai 6%, lebih tinggi
dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara dan regional Asia, yang hanya
3% sampai 4%. Tingginya margin bunga bersih tersebut membuat bunga kredit
menjadi tinggi, sehingga hal itu pun menjadi alasan efisiensi perbankan di Indonesia
harus dilakukan.
Penyebab lainnya adalah tuntutan Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam
menilai kinerja efisiensi perbankan di Indonesia. Bank Indonesia menilai bahwa
perbankan di Indonesia umumnya memiliki tingkat efisiensi yang relatif rendah.
Sebuah bank dikatakan efisien jika cost to income ratio (CIR) berada di kisaran 50%
sampai 60%, dan rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) berada
di kisaran 70% sampai 80%, sehingga jika dilihat dari kedua patokan tersebut secara
umum tingkat efisiensi perbankan nasional masih rendah. Namun, tidak sedikit pula
perbankan di Indonesia menjalankan usahanya dengan lebih efisien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai efisiensi dan
target penurunan input serta peningkatan output bank umum pemerintah dan swasta
nasional devisa di Indonesia periode 2004.1-2008.12 dengan metode data
envelopment analysis (first stage). Spesifikasi model yang digunakan adalah output
oriented dengan asumsi variable returns to scale. Pendekatan yang digunakan untuk
memilih input dan output adalah intermediation approach yang merupakan fungsi
utama perbankan. Variabel input penelitian ini terdiri atas beban personalia, beban
bunga, dan beban operasional lainnya, sedangkan variabel output terdiri atas
pendapatan bunga, pendapatan operasional lainnya, dan kredit yang disalurkan bank.
Objek penelitian ini adalah bank umum pemerintah, yaitu Bank Mandiri, Bank
Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Negara Indonesia (BNI), serta bank umum swasta
nasional devisa, yaitu Bank Central Asia (BCA), Bank Danamon Indonesia, dan Bank
Internasional Indonesia (BII).
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai efisiensi
relatif bank umum pemerintah di Indonesia periode 2004.1-2008.12 sebesar 99,22%,
lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum swasta nasional devisa yaitu 96,70%.
Penyebab inefisiensi disebabkan kurang maksimalnya output yang dihasilkan baik
pada bank umum pemerintah maupun swasta nasional devisa. Target penurunan input
bank umum pemerintah di Indonesia periode 2004.1-2008.12 rata-rata sebesar 0,99%,
sedangkan target peningkatan output rata-rata sebesar 7,12%, lebih rendah
dibandingkan target penurunan input bank umum swasta nasional devisa yaitu ratarata
sebesar
1,30%,
sedangkan
target
peningkatan
output
rata-rata
sebesar
9,86%. | en_US |