Pengaruh Anastesi Lokal dengan Vasokonstriktor terhadap Pernapasan pada Penderita Laki-Laki Usia 18-40 Tahun di Klinik Bedah Mulut RSGM UNEJ,
Abstract
Anestesi lokal dapat didefinisikan sebagai hilangnya sensasi atau hilangnya
fungsi motor dalam daerah yang terbatas pada tubuh dengan cara menghambat
hantaran saraf sensorik, sehingga impuls nyeri terhadap suatu bagian tubuh tertentu
dapat diblokir sementara. Dalam praktek anastesi lokal sering mengandung epinefrin,
norepinefrin dan fenilefrin. Karena selain kokain, zat anastetikum lokal tidak dapat
menyebabkan vasokonstriksi.
Epinefrin adalah fusipresor (meningkatkan tekanan darah), pada anestesi lokal
sebaiknya digunakan sekecil mungkin agar terjadinya efek samping yang berbahaya
dapat dikurangi. Sebagian besar faktor yang meningkatkan kegiatan Pusat
Vasomotor, yang juga menyebabkan peningkatan tekanan darah juga meningkatkan
kecepatan ventilasi. Mungkin Pusat Vasomotor itu sendiri merangsang pusat
pernapasan, atau fakor-faktor yang sama tersebut merangsang pusat Vasomotor dan
Pusat Pernapasan pada saat yang bersamaan. Terutama karena kedua pusat ini saling
bercampur-baur di substansi retikularis di batang otak.
Pada umumnya, pemberian epinefrin menimbulkan efek mirip stimulasi saraf
adrenergik. Efek yang tidak diharapkan dari epinefrin adalah aritmia yang berlanjut
menjadi ventrikular fibrilasi (defibrilasi), serangan angina pektoris, edema paru dan
dyspnoe .
Definisi dispnea sendiri merupakan kesukaran bernapas dan keluhan subyektif
akan kebutuhan oksigen yang meningkat. Dapat juga diartikan sebagai suatu tanda
bahwa diperlukan peningkatan pernapasan.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) tujuan umum, yaitu untuk mengetahui apakah
terdapat peningkatan frekuensi pernapasan oleh karena penggunaan anastesi lokal
dengan vasokonstriktor sebelum pencabutan gigi; (2) tujuan khusus, yaitu untuk
vii
membandingkan perbedaan frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah penggunaan
anastesi lokal dengan vasokonstriktor pada penderita laki-laki usia 18-40 tahun.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional klinis dengan cara
pengamatan secara visual tanpa sepengetahuan pasien, karena apabila pasien
mengetahui pernapasannya diamati, maka akan terjadi pola pernapasan sadar
(volunter) sehingga akan mempengaruhi hasil penelitian.
Berdasarkan pembahasan dan analisa data dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan frekuensi pernapasan antara sebelum dan sesudah anestesi
lokal dengan vasokonstriktor yaitu lebih tinggi frekuensi pernapasan sesudah
anestesi lokal.
2. Peningkatan frekuensi pernapasan pada penderita tersebut diduga disebabkan
penggunaan anestesi lokal dengan vasokonstriktor yang digunakan untuk
pencabutan gigi.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]