dc.description.abstract | Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru maupun siswa SMP
Negeri 1 Wringin didapatkan beberapa kondisi, dan diketahui bahwa 1) sebagian
besar siswa SMP Negeri 1 Wringin beranggapan bahwa matematika merupakan mata
pelajaran yang kurang diminati, matematika merupakan sesuatu yang sulit dan
membebani; 2) ketika proses belajar mengajar berlangsung banyak siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru, bersikap pasif dan sering melakukan perbuatan yang
membuat suasana kelas tidak kondusif, di dalam kelas hanya ada satu atau dua siswa
yang memperhatikan dan ingin maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal, hal ini
berpengaruh secara tidak langsung pada menurunnya hasil belajar mereka.
Lingkaran merupakan materi matematika di kelas VIII semester II. Pokok
bahasan Lingkaran khususnya sub pokok keliling dan luas lingkaran merupakan
materi matematika yang tidak asing bagi siswa SMP kelas VIII, karena materi
tersebut pernah diajarkan di sekolah dasar (SD). Walaupun demikian, tetapi para
siswa hanya diberikan rumus bahwa keliling lingkaran 2πr dan luas lingkaran πr
,
pernyataan ini didapatkan berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa di SMP
Negeri 1 Wringin. Siswa tidak diajarkan bagaimana cara menemukan kembali rumus
keliling dan luas lingkaran sehingga siswa akan cenderung cepat melupakannya.
Pendapat ini senada dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa.
Berdasarkan uraian diatas, metode penemuan terbimbing yang digabungkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted Individualization)
nampaknya dapat memecahkan masalah tersebut. Ciri khas metode penemuan
terbimbing adalah mencari dan menemukan sendiri atau membuktikan hal yang sudah
diketahui dengan cara mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, guru berperan sebagai
fasilitator dan membimbing siswa bila diperlukan, sedangkan TAI sendiri adalah
sebuah kombinasi antara belajar kooperatif dan belajar individu.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas
VIIIA SMP Negeri 1 Wringin mulai 26 Januari-10 Februari 2012, kelas VIIIA
berjumlah 42 siswa terdiri atas 25 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Penelitian
tindakan kelas ini, akan dilaksanakan dua siklus pembelajaran.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi, metode tes, dan metode wawancara. Sedangkan data yang
2
dianalisis adalah penerapan pembelajaran TAI dengan metode penemuan terbimbing
(aktivitas guru), aktivitas siswa dan ketuntasan hasil belajar.
Terdapat sembilan aktivitas siswa yang diteliti dalam penelitian ini. Aktivitas
siswa yang diteliti adalah aktivitas siswa dengan frekuensi terbanyak dalam setiap
selang waktu 4 menit selama 80 menit pemebelajaran berlangsung dan dibatasi hanya
terhadap 10 siswa.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan metode penemuan
terbimbing yaitu dimulai dari membuka pelajaran, menyampaikan tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran, selanjutnya pembentukan kelompok kecil yang
dibentuk oleh guru, dimana disetiap pertemuan siswa memiliki kelompok yang
berbeda berdasarkan post test yang dilakukan disetiap akhir pembelajaran, diawal
pembelajaran dilakukan pre test untuk melihat kesiapan siswa untuk menerima
pelajaran (student creative dan teams). Penjelasan guru mengenai materi secara
singkat (teaching group). Memberikan LKS kepada siswa (merumuskan masalah
dan menyusun prakiraan) dan menyelesaikannnya secara kelompok (team study).
Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompknya di depan kelas dan membahasnya
bersama dengan guru (whole class unit), diadakan post test (placement test).
Sebelum pembelajaran berakhir diberikan diberikan reward kepada siswa dengan 5
kategori yaitu kelompok tercepat, nilai tertinggi, LKS terapi, terkompak dan
presentasi terbaik (teams score and team recognition). Diadakan fact test disetiap
akhir siklus untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization
(TAI) dengan penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Persentase ketuntasan siswa secara individu (daya serap perorangan) pada siklus 1
sebesar 54,76% dan pada siklus 2 mencapai 85,71%. Persentase ketuntasan belajar
secara klasikal pada siklus 1 mencapai 83,33%, dan meningkat menjadi 97,62% pada
siklus 2.
Berdasarkan analisis data mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran
kooperatif tipe TAI dengan metode penemuan terbimbing berlangsung, dapat
diketahui bahwa disetiap pertemuan aktivitas dengan frekuensi terkecil dan terbesar
10 siswa yang diteliti mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut sudah
sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.
Kesimpulan dari hal yang telah dipaparkan di atas adalah pembelajaran
kooperatif tipe TAI dengan metode penemuan terbimbing efektif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dan mengurangi aktivitas tidak relevan di dalam kelas. | en_US |