dc.description.abstract | Indeks Massa Tubuh (IMT) seringkali diasumsikan sebagai kelebihan
berat badan dan kegemukan. Kelebihan berat badan merupakan suatu kondisi
dimana berat badan melebihi berat badan normal, sedangkan kegemukan adalah
kondisi adanya berat badan melebihi berat badan normal dan kelebihan lemak
tubuh sehingga berat badan jauh diatas normal. Adanya pengidentifikasian dan
pengelolaan yang tepat terhadap berat badan sangatlah penting bagi seseorang
yang mempunyai kecenderungan dengan gaya hidup pola makan yang tidak
teratur, maka dari itu perlu diketahui pengaruh gaya hidup yang melatarbelakangi
meningkatnya IMT, yaitu penghasilan pasien, pendidikan pasien, dan aktivitas
pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan model regresi
multinomial logistik sehingga berdasarkan model tersebut dapat diketahui
pengaruh pendidikan, penghasilan, dan indeks aktivitas terhadap IMT.
Dalam skripsi ini juga dibahas aplikasi regresi multinomial logistik pada
data Indeks Massa tubuh (IMT). Data yang digunakan adalah data sekunder dari
RSUD Dr. Soetomo Surabaya, yakni data pasien penderita Diabetes Mellitus dan
Non Diabetes Mellitus mulai bulan Juli 2005 sampai dengan bulan Agustus 2005.
Berdasarkan pada data tersebut, diperoleh suatu model regresi multinomial
logistik sehingga dapat diketahui pengaruh dari penghasilan, pendidikan, dan
aktivitas terhadap peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Dari hasil analisis data diperoleh model regresi multinomial logistik untuk
IMT tinggi dengan nilai probabilitas yang terbesar yaitu
viii
logit
( )
( )
1
1
=
=
-
ix
( ) ( ) ( )2
3
1
1
850,3636,0288,0233,0
1
1
2
ln XXX
i
i
π
π
i
π
; dengan
++--=
X penghasilan dengan kategori rendah;
( )
1
2
X pendidikan dengan kategori
rendah; dan
( )
2
3
=
=
X aktivitas dengan kategori sedang; serta nilai prediksi sebesar
99%. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang dengan
penghasilan rendah, pendidikan rendah dan aktivitas sedang mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap peningkatan IMT. | en_US |