Show simple item record

dc.contributor.authorDIYAH KRISNAWATI
dc.date.accessioned2014-01-18T05:46:17Z
dc.date.available2014-01-18T05:46:17Z
dc.date.issued2014-01-18
dc.identifier.nimNIM031610101045
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16937
dc.description.abstractPenelitian dan pengembangan khasiat obat tradisional sangat perlu untuk terus-menerus dilakukan agar penggunaannya aman, tepat, efektif dan efisien. VCO (Virgin Coconut Oil) merupakan produk olahan kelapa yang memiliki nilai tambah tinggi, tetapi dari segi farmakologi dan fitokimia belum teruji secara klinis. Penelitian ini memilih jumlah leukosit darah tepi karena merupakan indikator yang peka dan sensitif terhadap gangguan respons imun tubuh. Apabila tubuh terinfeksi bakteri staphylococcus aureus maka jumlah leukosit darah tepi akan mengalami peningkatan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa jumlah leukosit darah tepi pada tikus wistar jantan yang diberi VCO sebelum dipapar staphylococcus aureus lebih rendah dibanding dengan yang hanya dipapar Staphylococcus aureus. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada masyarakat, terutama pemerhati di bidang kesehatan, khususnya gigi dan mulut tentang manfaat VCO terhadap jumlah leukosit. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental laboratoris. Sampel sejumlah 24 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu (1) kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberi perlakuan, (2) kelompok perlakuan 1 merupakan kelompok yang dipapar Staphylococcus aureus, (3) kelompok perlakuan 2 merupakan kelompok yang dipapar Staphylococcus aureus dimana sebelumnya diberi VCO. Hasil penghitungan jumlah leukosit dilaksanakan di laboratorium kesehatan Daerah Kabupaten Jember, dimana didapatkan hasil rata-rata untuk kelompok kontrol vii sebanyak 5800/µl, kelompok perlakuan 1 sebanyak 9275/µl, dan kelompok perlakuan 2 sebanyak 7175/µl. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna jumlah leukosit darah tepi antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan 1, dan kelompok perlakuan 2. Jumlah leukosit yang paling rendah yaitu pada kelompok kontrol karena tidak diberi perlakuan. Pada kelompok perlakuan 1 didapatkan jumlah total leukost yamg paling tinggi, hal ini disebabkan karena infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Pada kelompok perlakuan 2 didapatkan jumlah leukosit yang lebih rendah daripada kelompok perlakuan 1, hal ini disebabkan karena efek VCO secara tidak langsung dapat menormalkan jumlah leukosit dengan cara berperan sebagai imunomodulator. Kandungan asam lemak jenuh pada VCO yang didominasi oleh asam laurat yang merupakan asam lemak jenuh rantai sedang atau medium chain trigliceride (MCT). MCT ini di dalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin untuk meningkatkan fungsi dan efek terhadap kesehatan. Efek imunomodulator VCO disebabkan karena VCO cepat diserap oleh tubuh dan langsung ditransport melalui sirkulasi langsung ke mitokondria lever untuk memproduksi energi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk meningkatkan pembakaran seluler dari ujung rambut sampai ujung kaki dan mengaktifkan fungsi kelenjar endokrin, organ tubuh dan jaringan tubuh sehingga respons imun akan meningkat, maka infeksi dapat dicegah dan peningkatan jumlah leukosit dapat dihindari. VCO ini juga mampu menekan interleukin-interleukin yang merangsang sel-sel hati dan menurunkan produksi prostaglandin dan leukotrin.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries031610101045;
dc.subjectPEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO),,,JUMLAH LEUKOSIT DARAH TEPI PADA TIKUS WISTAR JANTANen_US
dc.titlePENGARUH PEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT DARAH TEPI PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR Staphylococcus aureusen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record