PENGARUH KONDISI AUTISTIK TERHADAP STATUS OHI-S DAN DMF-T/def-t DI LABORATORIUM SEKOLAH AUTISME UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Abstract
Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan yang mencakup bidang
komunikasi, interaksi dan perilaku yang luas serta berat pada anak, dengan gejala
khas yang mulai nampak sebelum usia tiga tahun, meliputi hilangnya kontak mata,
tiadanya respon terhadap kata-kata, cenderung tidak perduli terhadap lingkungannya,
serta lebih tertarik pada benda daripada manusia disekitarnya. Lebih konkritnya, pada
anak-anak autisme kemampuan komunikasi, interaksi, perilaku sosial, pemikiran dan
pemahaman mereka mengalami gangguan dan kemunduran kemampuan yang jauh
dari normal. Kondisi yang demikian menempatkan anak-anak autisme untuk
cenderung menggantungkan segala sesuatunya kepada orang lain, terutama orang tua
dan keluarga dalam mengurus dirinya dan memenuhi kebutuhannya, serta
membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang ekstra berlebih dari lingkungannya,
baik dalam hal pemenuhan kebutuhan makanan, kesehatan dan kegiatan sehari-hari.
Keunikan dari fenomena autistik tersebut merupakan suatu hal yang cukup menarik
dan menantang untuk dilakukan penelitian dan pengkajian, terutama yang
berhubungan dengan masalah kesehatan gigi dan mulut oleh karena pengkajian
kasus-kasus autisme ini dalam pengaruhnya terhadap kesehatan gigi mulut beserta
literatur yang ada di Indonesia dirasakan sangatlah kurang, serta tidak sebanding
dengan peningkatan perkembangan kasus-kasus autisme dewasa ini di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi autistik dan status
OHI-S serta status DMF-t/def-t dari penyandang autisme di Laboratorium Sekolah
Autisme Universitas Negeri malang, berikut pengaruhnya terhadap oral hygiene
indeks atau indeks kebersihan mulut (OHI-S) dan karies indeks (DMF-T/def-t).
xiii
Jenis penelitian ini adalah observasional dengan metode cross sectional dan
bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari -April 2005 di
Laboratorium Sekolah Autisme Universitas Negeri Malang jalan Surabaya no.6
Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi autisme di
Laboratorium Sekolah Autisme Universitas Negeri Malang dan anak-anak normal
dari Sekolah Dasar di luar yang memiliki rentangan usia sama dengan anak-anak
autisme, yaitu sejumlah 16 anak autisme (total sampel) dengan usia antara 5-13 tahun
dan 16 anak-anak normal non autisme sebagai kontrol. Tindakan yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah pemeriksaan oral hygiene indeks (OHI-S) dan karies
indeks (DMF-T/def-t) pada masing-masing kelompok sampel (autisme dan non
autisme). Untuk OHI-S gigi yang diperiksa adalah gigi #3, 8, 14, 24 (diperiksa
permukaan fasialnya) dan gigi #19, 30 (diperiksa permukaan lingualnya). Sedangkan
untuk DMF-T/def-t semua gigi dilakukan pemeriksaan, yaitu baik gigi sulung
maupun gigi-gigi permanen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status OHI-S dan DMF-T/def-t dari
penyandang autisme adalah pada rentangan skor klinis sedang. Sedangkan untuk
anak-anak normal status OHI-S dan DMF-T/def-t pada rentangan skor klinis baik dan
tinggi. Bahwa hasil analisa diperoleh angka signifikansi untuk OHI-S sebesar 0,000
(p<0,05) dan angka signifikansi untuk DMF-T/def-t sebesar 0,013 (p<0,05).
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
rata-rata penyandang autisme di Laboratorium Sekolah Autisme Universitas Negeri
Malang berada pada kemampuan kondisi komunikasi secara non-verbal (13 anak dari
16 siswa) dan status kebersihan mulut (OHI-S) serta indeks karies (DMF-T/def-t)
sedang. Hasil analisa dan pengujian, kondisi autistik penyandang autisme
berpengaruh secara signifikan terhadap indeks status kebersihan mulut (OHI-S) dan
indeks karies (DMF-T/def-t) mereka.