Show simple item record

dc.contributor.authorHendra Desma Adi Wiguna
dc.date.accessioned2014-01-18T05:04:31Z
dc.date.available2014-01-18T05:04:31Z
dc.date.issued2014-01-18
dc.identifier.nimNIM070210191129
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16874
dc.description.abstractBerdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika kelas X SMK Negeri 1 Jember, metode yang digunakan oleh guru berupa metode ceramah dan kerja kelompok tetapi hasil yang diperoleh siswa masih belum mencapai KKM yang ditetapkan. Dalam proses belajar kelompok siswa mengalami masalah dalam menyampaikan ide dan hasil pemikirannya, mencari informasi dari berbagai buku penunjang serta penyampaikan pertanyaan sebagai inisiatif utuk meningkatkan kemampuan mereka. Selain itu ada kesenjangan dalam belajar kelompok mengakibatkan siswa tidak dapat berkomunikasi dalam tahap berpasangan dengan pasangannya dan dalam kelompok. Kenyataan tersebut menunjukkan masih rendahnya pemerataan kesempatan berbicara siswa pada saat berdiskusi. Untuk menghindari kesenjangan bahwa siswa yang aktif mendominasi pembelajaran, sedangkan siswa yang kurang aktif menjadi tidak aktif, maka diperlukan model pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Menerapkan pembelajaran kooperatif merupakan pilihan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Penerapan pembelajaran kooperatif sangat berguna untuk mendorong semangat belajar dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan bekerjasama. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah tipe Think-Pair-Share (TPS). Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS), terdapat tiga tahapan yaitu: Think (memberikan permasalahan dan meminta siswa mengerjakan secara individu), Pair (berdiskusi dengan pasangannya untuk mendiskusikan hasil kerjannya), Share (berbagi dengan kelompoknya tentang permasalahan pada saat berpasangan). Strategi ini terdiri dari dua sampai enam orang anggota kelompok yang memiliki kemampuan berbeda. Dengan pengelompokan peserta didik secara berpasangan, maka dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada peserta didik untuk berpikir dan merespon sehingga dapat meningkatkan partisipasi peserta didik. Selain itu, juga memperkecil peluang peserta didik untuk pasif dalam proses pembelajaran. Kelebihan lain dari strategi Think-Pair-Share (TPS) ini adalah untuk lebih meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik, baik secara individu maupun kelompok dan melatih peserta didik untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi, baik melalui diskusi kelompok dan presentasi jawaban suatu pertanyaan atau permasalahan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MM (Multimedia) SMK Negeri 1 Jember Tahun Ajaran 2011/2012 dengan jumlah 38 siswa terdiri dari 13 laki-laki dan 25 perempuan Alasan pemilihan kelas ini karena mempunyai siswa dengan tingkat kemampuan yang heterogen. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-pratik pembelajaran di kelas secara lebih professional (Suludin dkk. 2002: 16). Pada pelaksanaannya penelitian akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I merupakan siklus yang pertama kemudian dilakukan refleksi kegiatan, setelah itu dilanjutkan pada siklus II yang merupakan perbaikan dari siklus I setelah dilakukan refleksi siklus I. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah model skema penelitian tindakan kelas Hopkins yang terdiri atas empat tahap, yaitu : perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes, teknik observasi, teknik dokumentasi, dan teknik wawancara, serta angket Bedasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 1 Jember diperoleh aktivitas siswa thinking (mengerjakan LKS secara individu) pada siklus I sebesar 72,80% dan siklus II sebesar 85,08%, aktivitas siswa pairing (berpasangan) pada siklus I sebesar 73,68% dan siklus II sebesar 80,70%, aktivitas siswa sharing (berbagi) pada siklus I sebesar 81,57% dan siklus II sebesar 82,45%, dan aktivitas presentasi pada siklus I sebesar 71,92% dan siklus II sebesar 74,56%. Dari analisis nilai tes siklus I dan siklus II di dapatkan analisis nilai tes siklus I sebesar 72,97% dan analisis nilai tes siklus II sebesar 85,71%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210191129;
dc.subjectPembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share, Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswaen_US
dc.titlePENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN PROGRAM LINIER DI SMK NEGERI 1 JEMBER SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record