dc.description.abstract | Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin
pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin hebat.
Perkembangan teknologi itu sendiri memerlukan landasan ilmu pengetahuan yang
kuat. Fisika pada hakikatnya merupakan proses dan produk tentang pengkajian gejala
alam. Sehingga untuk menguasai fisika tidak cukup hanya diperoleh dengan cara
belajar buku dan sekedar mendengarkan dari pihak lain. Salah satu permasalahan
yang terdapat dalam proses pembelajaran fisika saat ini adalah lemahnya proses
pembelajaran. Kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran saat ini sangat lemah,
demikian juga dengan kemampuan berbicara yang dimiliki oleh siswa.
Data hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan pada tanggal 27
Oktober 2011 dengan guru bidang studi fisika kelas XI SMA Negeri Candipuro tahun
ajaran 2011/2012, diketahui bahwa ditemukan adanya ketidakmampuan berbicara
dalam diskusi yaitu di kelas XI-IPA 2 dengan jumlah siswa 39 orang diperoleh
23,07% atau 9 siswa yang semangat menyampaikan pendapat; 30,79% atau 12 siswa
dapat menyampaikan pendapat dengan jelas; 25,64% atau 10 siswa menggunakan
pengucapan dengan lancar; dan 20,50% atau 8 siswa menggunakan struktur kalimat
dengan runtut. Selain itu, ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI-IPA 2 juga
tergolong rendah. Hal tersebut ditunjukkan dari data kelas yaitu 33,33% atau 13 siswa
dinyatakan tuntas (≥73) dan 66,66% atau 26 siswa dinyatakan tidak tuntas (≤73).
Adapun rumusan masalah yang ada pada penelitian ini adalah bagaimanakah
peningkatan kemampuan berbicara dalam diskusi dan ketuntasan hasil belajar fisika
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And
Explaining (SFAE) disertai metode eksperimen pada siswa kelas XI-IPA 2 SMA
Negeri Candipuro. Tujuan dari penelitian ini diantaranya untuk mendeskripsikan
peningkatan kemampuan berbicara dalam diskusi dan ketuntasan hasil belajar fisika
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And
Explaining (SFAE) disertai metode eksperimen pada siswa kelas XI-IPA 2 SMA
Negeri Candipuro. Dengan demikian, maka diperlukan perbaikan melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe SFAE disertai metode eksperimen, dimana model
ini merupakan kombinasi yang saling melengkapi yaitu selain melatih siswa berbicara
menyampaikan pendapat, juga melatih siswa melakukan percobaan berkelompok.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sehingga subyek penelitian
sudah ditetapkan di kelas XI-IPA 2 SMA Negeri Candipuro tahun ajaran 2011/2012.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Data yang didapatkan adalah skor kemampuan berbicara dalam diskusi, ketuntasan hasil belajar yakni pada pra siklus, siklus I dan siklus II serta hasil wawancara dengan guru bidang studi dan siswa. Kemampuan berbicara dalam diskusi siswa telah mengalami peningkatan dari pra-siklus sebesar 21,3%; siklus I sebesar 38,5 dan siklus II sebesar 61,3%. Ketuntasan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Pada pra-siklus ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 41,02%; siklus I 69,23% dan pada siklus II meningkat menjadi 82,05%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara
dalam diskusi dan ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II
secara keseluruhan dapat dikatakan telah mengalami peningkatan. Dari hasil di atas
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe SFAE disertai metode
eksperimen dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang membuat siswa
lebih aktif dan memahami konsep suatu pembelajaran terutama pembelajaran fisika. | en_US |