SINTESIS 1 (3 NITROBENZOIL OKSIMETIL) 5 FLUOROURASIL SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN OBAT ANTIKANKER
Abstract
5 fluorourasil (5FU) termasuk obat antikanker kelompok antagonis pirimidin yang pada umumnya berupa praobat, secara invivoobat ini mengalami anabolisme menjadi senyawa aktif, sehingga dapat mempengaruhi sintesis ADN pada fase awal dan pada akhirnya selakan mengalami kematian (thymineless death) (Siswandono Bambang Soekardjo, 2000a). Berdasarkan pada penelitian terdahulu, banyak dihasilkan modifikasi dari struktur 5 Fu. Salah satunya pada penelitian Tianetal. (2007) yaitu melalui penggantian derivatif N1 dan / atau N3 dengan ester untuk mendapatkan senyawa obat dengan aktivitas yang lebih baik. Namun hasilnya menyatakan bahwa uji invitro dan invivo masih belum maksimal dikarenakan Log P < 2 (parameter fisika kimia) sehingga tidak mencapai reseptor target. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan modifikasi struktur 5 FU dengan penambahan gugus ester, benzen dan nitro dengan tujuan untuk menghasilkan senyawa obat antikanker yang lebih baik. Senyawa 1 (3nitrobenzoiloksimetil) 5 fluorourasil merupakan hasil sintesis pada penelitian ini, Hasil sintesis akhir didapatkan dengan mereaksikan senyawa induk 5 FU dengan formal dehid pada tahap 1 membentuk 1 hidroksimetil 5 fluorourasil melalui reaksi substitusi nukleofilik. Selanjutnya pada tahap 2 senyawa antara 1 hidroksimetil 5 fluorourasil kemudian direaksikan dengan 3 nitro benzoil klorida membentuk ester 1 (3 nitro benzoil oksimetil) 5 fluorourasil.
Mekanisme reaksi dengan 3 nitrobenzoil klorida ini berlangsung melalui adisi nukleofilik dan eliminasi ion klorida (Clayden etal.,2001).
Optimasi kondisi sintesis yang dilakukan meliputi optimasi waktu refluks tahap 2 dimana waktu yang dipakai adalah 6 jam. Waktu refluks tahap 2 ini dipilih berdasarkan Rf, keberadaan noda bahan awal, dan banyaknya persen hasil yang diperoleh. Oleh karena pada jam ke 6 masih terlihat noda bahan awal meskipun tipis, maka selanjutnya perlu dilakukan purifikasi menggunakan kromatografi kolom dengan pengelompokan penampungan berdasarkan volume. Kelompok fraksi yang telah didapatkan kemudian ditotolkan pada lempeng KLT dan dieluasi dengan eluen optimum yaitu heksan:aset on (6:4). Hasil eluasi yang menghasilkan 1 spot dikelompokkan. Tahap selanjutnya adalah karakterisasi senyawa produk sintesis. Pada tahap ini dilakukan uji organoleptis, uji kemurnian dengan jarak lebur dan, identifikasi struktur kimia dengan spektroskopi IR dan 1 HNMR. Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, dan bau dari senyawa produk. Produk senyawa ini berbentuk serbuk cenderung menggumpal, ringan, dan berwarna kuning pucat. Uji jarak lebur dengan menggunakan alat melting point tester. Senyawa ini memiliki jarak lebur antara 1161170 C. Identifikasi jumlah proton dengan spektroskopi HNMR dan identifikasi gugus fungsi dengan spektroskopi IR Identifikasi struktur dengan spektroskopi 1HNMR didapatkan posisi H di H2 pada 7.44 ppm; H pada 5.35 ppm; H5 pada 8.697 ppm; H6 pada 8.568.369 ppm; H pada 7.7417.799 ppm; dan H 87 pada 8.4158.438 ppm. Identifikasi struktur dengan spektroskopi IR didapatkan beberapa gugus fungsi yaitu gugus C=O amida pada 1651 cm; NH stretch pada ±3441 cm (RNO2) pada 1365 cm 11; CF pada 1365 1016 cm dan 1216 cm11; CN pada 1365 1016 cm; C=O Ester pada 1735 cm1; OH bonded pada ±3441 cm 1; aldehid pada 1725 cm 1; CH2 (bend) pada 1438 cm; dan Meta di substitusi benzene pada 516 538 cm
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]