Show simple item record

dc.contributor.authorRobbi Indraguna M. A.
dc.date.accessioned2014-01-18T01:43:00Z
dc.date.available2014-01-18T01:43:00Z
dc.date.issued2014-01-18
dc.identifier.nimNIM070810101135
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16591
dc.description.abstractDisahkannya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-Undang No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, secara prinsip mengubah hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang menganut sistem sentralisasi menjadi sistem desentralisasi. Namun, meskipun undang-undang mengenai otonomi daerah disahkan pada tahun 1999, undang-undang mengenai otonomi daerah itu berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2001 di Indonesia. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Daerah diharapkan dapat mampu lebih mandiri dalam melaksanakan kegiatan perekonomiannya, yaitu mengenai masalah pembangunan daerah yang tidak lagi bergantung pada Pemerintah Pusat, pembangunan yang mandiri tentunya tidak lepas dari masalah dana pembangunan itu sendiri, daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahnya, oleh sebab itu ketergantungan pada pemerintah pusat harus seminimal mungkin, agar PAD menjadi bagian sumber keuangan terbesar sehingga peranan pemerintah daerah menjadi lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh PDRB, jumlah penduduk, dan inflasi di Kabupaten Jember selama otonomi daerah berlangsung. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatory research, yaitu penelitian untuk menguji hubungan atau pengaruh antar variable yang dihipotesiskan, dan model analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Data yang dianalisis yaitu data sejak awal dilangsungkannya otonomi daerah yaitu awal tahun ix 2001 hingga tahun terakhir dimana data dipublikasikan melalui kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember yaitu tahun 2009. Perkembangan perekonomian Kabupaten Jember di era otonomi daerah yaitu dari tahun awal dimulainya otonomi pada tahun 2001 hingga tahun 2009 cenderung mengalami peningkatan, dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa PDRB, jumlah penduduk, dan inflasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif dalam jangka panjang terhadap PAD Kabupaten Jember. PDRB dan jumlah penduduk dalam penelitian ini menunjukkan bahwa keduanya adalah variabel ekonomi yang pengaruhnya signifikan terhadap PAD Kabupaten Jember, namun inflasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan di Kabupaten Jember walau masih menunjukkan pengaruh yang positif terhadap PAD. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu PDRB dan jumlah penduduk di Kabupaten Jember sama dengan Kabupaten/Kota yang lain bahwa kedua variabel ekonomi tersebut berpengaruh signifikan terhadap PAD, namun kondisi yang berbeda dengan Kabupaten/Kota lain yaitu pada inflasi, bahwa variabel tersebut pengaruhnya tidak signifikan terhadap PAD, hal tersebut bisa jadi dikarenakan kondisi perekonomian daerah yang berbeda seperti perbedaan besarnya penerimaan PDRB, dan perbedaan jumlah penduduk, sehingga adanya perubahan tingkat inflasi dapat memiliki pengaruh yang berbedabeda pada perekonomian setiap daerah. Serta juga bisa jadi dikarenakan perbedaan jumlah data yang dianalisis, sebab dalam penelitian ini yaitu meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi PAD hanya pada saat otonomi daerah berlangsung. Namun hasil yang menunjukkan angka positif dalam penelitian ini tetap membuktikan kesesuaian dengan teori bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap PAD.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070810101135;
dc.subjectFAKTOR YANG MEMPENGARUHI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)en_US
dc.titleANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DALAM UPAYA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record