PENGARUH PENDUDUKAN JEPANG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KARESIDENAN MALANG TAHUN 1942-1945
Abstract
Masa penjajahan Jepang merupakan salah satu periode yang paling
menentukan dalam sejarah Indonesia. Jepang menduduki Indonesia selama tiga
setengah tahun yang membawa perubahan besar dengan membagi Indonesia menjadi
tiga wilayah. Sumatra di bawah Angkatan Darat ke-25, Jawa dan Madura di bawah
Angkatan Darat ke-16, dan Kalimantan serta Indonesia bagian Timur di bawah
Angkatan Laut. Pada masa ini, Jepang mengubah sistem pemerintahan di Jawa dan
Madura dengan membagi wilayahnya menjadi 17 Syuu (Karesidenan), salah satunya
Karesidenan Malang dengan Padoeka Toean Minoru Tanaka sebagai Residennya.
Dengan terbentuknya pemerintahan baru, maka Jepang mulai melaksanakan
kebijakan-kebijakan terutama meningkatkan produksi pangan. Berbagai cara
dilakukan pemerintah Jepang untuk mencapai tujuannnya diantaranya mengenalkan
varietasi padi dan tanaman baru, perubahan inovasi pertanian yaitu merubah dari
sistem tradisional dengan sistem larikan, mengadakan propaganda baik melalui
media, mengadakan perlombaan pertanian tanaman padi serta mendirikan sekolah
pertanian, penggunaan pupuk kompos karena pupuk kimia sulit didapat. Dalam
bidang perkebunan, pemerintah Jepang melakukan pengurangan areal tanaman
perkebunan yang dianggap kurang bermanfaat seperti kopi dan dialihkan ke tanaman
pangan dan juga tanaman kapas. Dengan berbagai kebijakan yang dijalankan,
pemerintah pendudukan Jepang di Karesidenan Malang berdampak pada kehidupan
sosial maupun ekonomi masyarakat yakni rakyat mengalami kemerosotan
kemakmuran yang dilukiskan dengan rakyat mengalami kekurangan sandang dan
pangan. Kekurangan pangan mengakibatkan rakyat mengkonsumsi berbagai makanan
alternatif bahkan diantaranya tidak pernah di konsumsi rakyat. Kekurangan sandang
membuat rakyat memakai pelindung tubuhnya dari bahan goni. Kondisi tersebut
mengakibatkan daya tahan tubuh rakyat menurun sehingga terserang berbagai macam
penyakit yang berujung dengan kematian.