PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK KELAS VIII A SMPN 3 BANGSALSARI JEMBER SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012
Abstract
Proses belajar mengajar di sekolah masih cenderung berpusat pada guru
sehingga mengakibatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran masih kurang. Oleh
karena itu guru dituntut untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang dapat
membantu siswa aktif dalam pembelajaran.
Pada penelitian ini diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading And Composition) untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui penerapan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC, (2) untuk mengetahui aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan (3) untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIIIA di SMPN 3 Bangsalsari
Jember. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian adalah observasi, tes dan wawancara. Penelitian dilaksanakan dalam
dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Pada setiap siklus dilaksanakan observasi
kegiatan guru, aktivitas siswa, dan tes akhir siklus.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integarted
Reading And Composition) terdiri dari delapan fase pembelajaran yaitu pembentukan
kelompok, pemberian wacana, membaca berpasangan, mengidentifikasi masalah,
menemukan kata kunci, pemeriksaan pasangan, presentasi kelompok, dan yang terakhir adalah tes. Pada pembelajaran Siklus I, terdapat kendala ketika mencapai
fase pengorganisasian kelompok dan fase diskusi kelompok. Kendala yang dihadapi
guru dalam pengorganisasian kelompok yaitu susahnya siswa berkumpul dengan
teman kelompoknya dikarenakan ketidakcocokan beberapa siswa dengan teman
kelompoknya. Sehingga guru berusaha keras meyakinkan siswa agar mau berkumpul
dengan teman kelompoknya. Guru juga memberi pengertian kepada siswa dengan
belajar kelompok siswa dapat bertukar pikiran dan bekerja sama dalam mengerjakan
tugas yang diberikan guru sehingga tugas sesulit apapun dapat terselesaikan.
Mendengar penjelasan dari guru, akhirnya siswa mau berkumpul dengan teman
kelompoknya masing-masing. Selain itu, Guru juga masih belum maksimal dalam
mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil dan menetukan
pasangan baca sehingga berakibat siswa kebingungan pada saat akan berkumpul
dengan anggota kelompoknya. Guru belum maksimal dalam memberikan bimbingan,
hanya beberapa kelompok saja yang dibimbing. Pada pembelajaran Siklus II,
penerapan kedelapan fase pembelajaran tersebut berjalan dengan lancar.
Analisis hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dari
siklus pertama ke siklus kedua , hal ini dapat diketahui berdasarkan persentase yang
dicapai oleh siswa dalam setiap aktivitas. Pada Pembelajaran pertama Siklus I,
terdapat 13 siswa (43,33%) yang masih cukup aktif, 16 siswa (53,33%) yang Aktif
dan 1 siswa (3,33%) yang Sangat Aktif. Seorang siswa yang sangat aktif yaitu
Novitasari. Sedangkan pada pembelajaran kedua siklus I terdapat 3 siswa (10%) yang
masih kurang aktif, 6 siswa (20%) yang cukup aktif, 12 siswa (40%) yang Aktif dan 9
siswa (30%) yang sangat Aktif. Tiga siswa yang kurang aktif adalah Angga Tri, M.
Hadi dan M. Anwar, sedangkan 9 siswa yang sangat aktif adalah Anita G, Candra
Agung, Iis Aisyah, Inul Pratista, Istiada, Mustofa, Novitasari, nurhidayah dan Siti
Salma. Pada pertemuan pertama siklus II terdapat 7 siswa (23,33%) yang masih
cukup aktif, 15 siswa (50%) yang Aktif dan 8 siswa (26,67%) yang Sangat Aktif.
Sedangkan Pada pertemuan kedua siklus II terdapat 7 siswa (23,3%) yang masih
cukup aktif, 8 siswa (26,67%) yang Aktif dan 15 siswa (50%) yang sangat Aktif. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mengalami
peningkatan. Pada Siklus I mencapai 73,33%, sedangkan pada Siklus II mencapai
80%. Pada Siklus I, terdapat 8 siswa (26,67%) yang Tidak Tuntas belajar dan 22
siswa (73,33%) yang Tuntas belajar, sedangkan pada Siklus II terdapat 6 siswa (20%)
yang Tidak Tuntas belajar dan 24 siswa (80%) yang Tuntas belajar.